Menhan AS-Rusia Teleponan Bareng, Sepakat Damai Nuklir?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
23 October 2022 16:30
A Ukrainian soldier helps a wounded fellow soldier on the road in the freed territory in the Kharkiv region, Ukraine, Monday, Sept. 12, 2022. Ukrainian troops retook a wide swath of territory from Russia on Monday, pushing all the way back to the northeastern border in some places, and claimed to have captured many Russian soldiers as part of a lightning advance that forced Moscow to make a hasty retreat. (AP Photo/Kostiantyn Liberov)
Foto: AP/Kostiantyn Liberov

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergey Shoigu dan Menhan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin dilaporkan baru-baru ini mengadakan panggilan telepon bersama. Hal ini terjadi saat kedua negara itu sedang bersitegang terkait Ukraina.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia pada Jumat (21/10/2022) mengatakan bahwa keduanya berdiskusi terkait situasi global terkini dan juga kondisi di Ukraina.

"Dua pejabat tinggi membahas masalah keamanan internasional, termasuk situasi di Ukraina melalui telepon," tulis pernyataan resmi itu dikutip Russia Today.

Pentagon juga mengkonfirmasi kontak dengan Shoigu pada hari Jumat. Lembaga Washington itu menyatakan bahwa pemimpinnya telah "menekankan pentingnya menjaga jalur komunikasi" di tengah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

"Kontak bilateral antara pejabat Rusia dan Amerika telah menurun selama bertahun-tahun dan menjadi sangat jarang sejak krisis Ukraina," menurut kedua pemerintah.

Panggilan telepon terakhir antara Shoigu dan Austin sendiri terjadi pada bulan Mei lalu. Itu adalah percakapan langsung pertama antara para pejabat sejak Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada akhir Februari.

"Sumber yang dikutip oleh Reuters mengungkapkan pada saat itu bahwa panggilan itu berlangsung selama sekitar satu jam dan gagal menyelesaikan masalah tertentu. Pertukaran itu diprakarsai oleh Washington," media Rusia melaporkan.

Washington mengklaim bahwa kampanye militer Moskow di Ukraina tidak beralasan dan telah berjanji untuk membantu Kyiv 'selama yang diperlukan' untuk mengalahkan pasukan Rusia. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menyatakan kekalahan strategis Rusia sebagai tujuan kebijakan luar negeri.

Rusia menuduh AS meningkatkan ketegangan atas Ukraina. Moskow menyebut AS dan sekutu NATOnya sedang melakukan ekspansi klandestin ke Ukraina dan membahayakan keamanan nasional Rusia.

AS juga telah memberlakukan banyak sanksi ekonomi terhadap Rusia dan membantu Ukraina dalam persenjataan. Sejauh ini, nilai total bantuan yang diberikan di bawah Biden kepada Kyiv telah mencapai hampir US$ 17 miliar (Rp 264 triliun).


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Sebut AS Telah Lewati 'Garis Merah' Putin, Apa Artinya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular