SPBU Vivo Jual BBM RON 90, Pertamina Tetap Penguasa Pasar!

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
21 October 2022 19:56
Sejumlah warga mengantre untuk melakukan pengisian BBM di SPBU Pertamina di Kawasan Ciputat , Tangeran Selatan, Senin (17/10/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Sejumlah warga mengantre untuk melakukan pengisian BBM di SPBU Pertamina di Kawasan Ciputat , Tangeran Selatan, Senin (17/10/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo milik PT Vivo Energy Indonesia meluncurkan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) baru yakni Revvo 90 dengan nilai oktan (Research Octane Number/RON) 90 atau setara dengan bensin Pertalite yang dijual PT Pertamina (Persero).

Mulai Kamis (20/10/2022), harga Revvo 90 dibanderol Rp 12.600 per liter. Harga ini masih lebih mahal dibandingkan dengan Pertalite yang dibanderol sebesar Rp 10.000 per liter. Namun, lebih murah dibandingkan yang dijual oleh SPBU Swasta lainnya seperti BP-AKR. SPBU BP-AKR juga menjual BBM RON 90 dengan merek BP 90 seharga Rp 14.050 per liter.

Meski demikian, PT Pertamina (Persero) dinilai tak perlu khawatir karena bagaimana pun perseroan masih tetap menjadi penguasa pasar BBM di Tanah Air.

Hal tersebut diungkapkan Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi. Fahmy mengatakan, munculnya produk baru setara Pertalite dengan harga yang tidak berbeda jauh merupakan bagian dari strategi pemasaran perusahaan swasta.

Namun hal ini menurutnya tidak perlu menjadi kekhawatiran Pertamina, karena SPBU swasta yang menjual BBM setara Pertalite hanya tersedia di kota besar. Sementara Pertamina menyediakan BBM dari Sabang hingga Merauke.

"Bagi Pertamina sebenarnya tidak perlu khawatir karena Vivo terbatas di kota besar dan itu tidak sebanyak Pertamina. Maka, Pertamina tetap market leader, jadi seharusnya tidak perlu khawatir," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (21/10/2022).

Fahmy menilai diluncurkannya produk setara Pertalite oleh badan usaha penyalur BBM swasta ini kemungkinan untuk mengambil pasar konsumen Pertalite dan juga BP 90.

"Memang ingin pricing strategy, dengan mengeluarkan harga yang mendekati. Memang tujuannya adalah agar konsumennya Pertamina itu berpindah ke Vivo," ucapnya.

"Tapi dengan harga Rp 12.600 tadi lebih murah dibanding BP itu adalah untuk menarik konsumen Pertamina ataupun konsumen BP," lanjutnya.

Senada dengan Fahmy, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro juga menilai konsumen Pertalite tidak akan berpindah dengan mudah, terutama karena harga Pertalite masih paling murah di antara produk sejenisnya.

Komaidi menilai, konsumen BBM di Indonesia sebagian besar masih sangat elastis terhadap harga. Artinya, terdapat kecenderungan konsumen BBM akan tetap memilih harga yang paling murah.

Seperti diketahui, harga BBM jenis Pertalite telah dibanderol sebesar Rp 10.000 per liter sejak 3 September 2022 lalu.

Namun ternyata, meski telah mengalami kenaikan dari sebelumnya dipatok sebesar Rp 7.650 per liter, ternyata harga asli atau keekonomian bensin Pertalite ini masih lebih besar dari harga yang dijual ke masyarakat.

Pada akhir Agustus 2022 lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, harga keekonomian Pertalite seharusnya telah mencapai Rp 14.450 per liter. Harga tersebut dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$ 105 per barel, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebesar Rp 14.700.

Harga minyak dan kurs merupakan dua faktor yang memengaruhi penetapan harga jual BBM di Tanah Air, khususnya BBM bersubsidi atau khusus penugasan seperti Pertalite.

Pada APBN 2022 awal, harga minyak mentah Indonesia (ICP) dipatok sebesar US$ 63 per barel. Lalu, diubah menjadi US$ 100 per barel. Kini, harga minyak memang cenderung menurun di bawah US$ 100 per barel, namun masih berada pada posisi tinggi di kisaran US$ 90 per barel.

Pada Kamis (20/10/2022) harga minyak mentah dunia tercatat US$ 92,38 per barel, turun tipis 0,03% dibandingkan posisi sebelumnya. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate naik 0,5% ke US$ 85,98 per barel.

Pada Kamis (20/10/2022) harga minyak mentah dunia tercatat US$ 92,38 per barel, turun tipis 0,03% dibandingkan posisi sebelumnya. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate naik 0,5% ke US$ 85,98 per barel.

Sedangkan kurs pada perubahan APBN 2022 sesuai Peraturan Presiden No.98 tahun 2022, dipatok sebesar Rp 14.450 per US$.

Namun kini nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kini semakin anjlok. Nilai tukar rupiah sempat stagnan sebelum akhirnya tak berdaya melawan dolar AS hingga pada pertengahan perdagangan Jumat (21/10/2022). Kini, Mata Uang Garuda telah menyentuh level Rp 15.600 per US$.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga BBM di VIVO, Shell, BP Kompak Turun, Sudah Cek?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular