
'Semprot' AS, Arab Saudi: Kami Tak Menerima Perintah Siapapun

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) terus berlanjut. Kali ini, salah satu mantan pejabat Riyadh menuding permintaan Washington terkait produksi minyak OPEC+ berhubungan erat dengan pemilu paruh waktu di Negeri Paman Sam.
Dalam sebuah keterangan, mantan Penasihat Senior Menteri Energi Saudi, Mohammed Al Sabban, mengatakan bahwa negaranya memiliki kedaulatan. Saudi, ujarnya, tidak akan tunduk begitu saja dengan permintaan AS yang ingin Riyadh dan OPEC+ membatalkan pemotongan produksi minyak.
"Kami adalah negara berdaulat dan kami tidak menerima perintah dari siapa pun," kata Sabban kepada Newsweek, Kamis (20/10/2022).
Sabban berpendapat bahwa keputusan Riyadh tetap jelas dan tegas meskipun Washington tetap mendesak berulang-ulang terkait produksi minyak. Ia curiga AS yang dipimpin Presiden Joe Biden saat ini memiliki sebuah tujuan politis tersembunyi.
"Kami tidak campur tangan dalam urusan internal AS, tetapi tampaknya jelas bahwa permintaan untuk menunda langkah OPEC adalah karena pemilihan paruh waktu yang akan datang pada bulan November," tuturnya.
"Namun, Kerajaan Arab Saudi dan negara-negara OPEC lainnya tidak mempertimbangkan permintaan ini."
Bersama dengan negara-negara OPEC+ lainnya, para pejabat Arab Saudi berpendapat bahwa keputusan kelompok itu untuk memangkas produksi adalah apolitis dan diambil sejalan dengan proyeksi permintaan energi global.
Di sisi lain, Biden terus mendesak agar Saudi benar-benar tidak memotong produksinya. Diketahui, harga minyak telah mengalami lonjakan tahun ini akibat perang Rusia-Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan Biden kecewa dengan keputusan 'picik' OPEC+ untuk memangkas kuota produksi, sementara ekonomi global menghadapi dampak negatif lanjutan dari serangan Putin ke Ukraina.
Sementara itu, sikap AS ini membuat gerah beberapa pejabat Saudi. Bahkan, salah satu pangeran Negeri Petrodollar itu mengancam akan berjihad untuk melawan kekuatan lobi Washington.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kunjungi Arab Saudi, Biden Desak OPEC Genjot Produksi Minyak
