Tak Cuma Pertamina, Raksasa Migas AS Juga Terpikat Gas Masela

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 20/10/2022 11:50 WIB
Foto: Blok Masela (Dok.Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah perusahaan minyak dan gas bumi (migas) dunia baru-baru ini mulai menunjukkan ketertarikannya untuk masuk dalam pengelolaan Blok Masela. Utamanya untuk menggantikan kepemilikan 35% hak partisipasi atau participating interest (PI) Shell di Lapangan Gas Abadi di Perairan Arafuru, Maluku itu.

Ketertarikan perusahaan migas dunia atas kepemilikan Blok Masela diungkapkan langsung oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto.

Dwi bilang, setelah Pertamina, raksasa migas asal Amerika Serikat (AS) yakni ExxonMobil juga turut melakukan studi data room di Blok Masela. Adapun studi ini dibutuhkan untuk menentukan seberapa besar PI yang nantinya akan diambil.


"Ini yang kita tunggu. Nanti mudah-mudahan di November mereka bisa menyampaikan laporannya juga. Exxon juga," ujar dia di Gedung SKK Migas baru baru ini.

Menurut Dwi meskipun baru ada dua perusahaan yang mempelajari data room Blok Masela, namun regulator hulu ini masih membuka peluang bagi perusahaan lain yang turut berminat untuk terlibat dalam konsorsium.

"Apakah nanti konsorsiumnya menjadi hanya tetap dua saja atau jadi tiga itu nanti dalam perkembangan negosiasi, karena Pertamina sendiri kalau nanti misal memperhatikan posisi keuangan harus berteman dengan yang lain, konsorsium yang lain, itu dimungkinkan selain Inpex," kata dia.

Di sisi lain, rencana PT Pertamina untuk masuk ke dalam pengelolaan Lapangan Gas Abadi Blok Masela semakin terang benderang. Kabar terbaru, perusahaan migas pelat merah ini sudah menandatangani non-disclosure agreement atau NDA.

Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Wiko Migantoro menyatakan perusahaan telah melakukan penandatanganan NDA dengan Shell selaku pemilik hak partisipasi Blok Masela sebesar 35%. Namun demikian ia tidak dapat membeberkan secara rinci mengenai kesepakatan antara kedua belah pihak, lantaran NDA sendiri merupakan perjanjian yang bersifat rahasia dan mengikat.

"Kita sudah bicara dengan Inpex dan Shell namun untuk detailnya saya sudah menandatangani NDA. Jadi gak bisa ini ngomong isinya dulu sampai deal nya terjadi. Memang yang mau di divestasi kan 35%. Kita bicara di angka itu," ujarnya saat ditemui di Bali, Selasa (18/10/2022).


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina NRE Akuisisi 20% Saham Perusahaan EBT Filipina