Di Balik Utang Luar Negeri RI Turun, Ada Beban Ini yang Naik
Jakarta, CNBC Indonesia - Utang valas atau Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan dalam 4 bulan beruntun.
Meskipun ULN secara keseluruhan mengalami penurunan, tetapi utang Indonesia ke China justru mengalami kenaikan.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), dikutip Senin (17/10/2022), posisi utang luar negeri pada akhir Agustus sebesar US$ 397,4 miliar, turun 6,5% year-on-year (yoy).
Kontraksi ini lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 4,1% (yoy).
Penurunan ULN Indonesia secara total menurut BI disebabkan pelunasan pinjaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan penarikan dalam mendukung pembiayaan program dan proyek prioritas.
Adapun, data ULN BI menujukkan utang ke China mengalami peningkatan yang cukup banyak. Sementara ULN ke negara lainnya mengalami penurunan.
Berdasarkan laporan BI, utang ke China pada Agustus tercatat sebesar US$ 21,048 miliar atau sekitar Rp 324 triliun (kurs tengah BI 14 Oktober 2022, Rp 15.390/US$) Nilai tersebut naik dari akhir Juli US$ 20,889 miliar.
Dengan demikian, utang ke China sudah naik dalam 2 bulan beruntun. Pada Juni lalu ULN ke Negeri Tirai Bambu ini tercatat sebesar US$ 20,85.
Jika dilihat lebih detail, utang pemerintah ke China sebenarnya mengalami penurunan, tetapi utang swasta yang mengalami peningkatan. Utang pemerintah tercatat turun US$ 2 juta menjadi US$ 1,492 miliar, sedangkan utang swasta yang termasuk di dalamnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami kenaikan menjadi US$ 19,556 miliar pada akhir Agustus, dari sebelumnya US$ 19.395 miliar.
(haa/haa)