Ada Ancaman Resesi Dunia 2023, RI Akan Andalkan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketidakpastian ekonomi global diperkirakan masih akan terjadi pada 2023. Indonesia tak menutup kemungkinan bisa terkena imbas dari resesi dunia di tahun depan.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, salah satu yang akan menjadi andalan Indonesia dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi ke depan adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Sumber optimis kita UMKM yang melanjutkan geliat di negeri kita," jelas Suahasil Nazara saat menjadi pembicara di dalam sebuah webinar 100 Tahun Eka Tjipta Widjaja Forum Dialog: Economic Outlook 2023, Senin (17/10/2022).
Lebih lanjut, Suahasil mengatakan, untuk 2023 kunci utama pertumbuhan ekonomi adalah dengan menggunakan kas negara dalam membelanjakan produk dalam negeri.
Dalam kas negara tahun anggaran 2022, Suahasil bilang sebanyak Rp 747 triliun khusus dibelanjakan untuk membeli produk UMKM.
"Kita mendengarkan terus, untuk pertambangan hilirisasi, produksinya di dalam negeri. Belanja negara produk dalam negeri, kalau dengan melakukan dengan baik, pasar kita 277 juta penduduk, pasar yang besar," jelas Suahasil.
"CPO, batubara dan produk-produk yang lain penting untuk dipikirkan bisa diolah dalam negeri dan kita jual, walaupun kondisi internasional berat saat ini," kata Suahasil lagi.
Pemerintah juga berharap porsi kredit perbankan untuk UMKM bisa mencapai 30% dari keseluruhan total kredit.
"Pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa didorong oleh dunia usaha, khususnya UMKM. UMKM kita minta untuk dialokasikan kredit perbankan 30% untuk UMKM," jelas Suahasil.
Adapun, menurut Suahasil, strategi utama untuk mendorong UMKM naik kelas, bukan hanya sekedar akses modal, tapi juga meningkatkan akses pasar ke skala internasional.
"Kita berharap satu cara kemitraan jadi penting, dengan bekerjasama dengan perusahaan besar, menengah, dan kecil untuk menjadi katalis (pengembangan UMKM)," ujarnya.
Kontribusi UMKM terhadap PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp 7.034,1 triliun pada 2019, naik 22,9% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5.721,1 triliun.
Selain itu, Kemenko Perekonomian mencatat, kontribusi UMKM mencapai 61% terhadap PDB Nasional dan menyerap 97% dari total tenaga kerja.
Di setiap periode krisis, UMKM bahkan menjadi buffer, bersifat resilien, dan bisa pulih dengan baik.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Terkini Jepang Terancam Resesi, Ekonomi Kontraksi