Tanda-Tanda Ngeri Mulai Ada, Karyawan Dirumahkan Bermunculan

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Senin, 17/10/2022 15:40 WIB
Foto: Pembuatan Sepatu. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman pengurangan karyawan sudah mulai terlihat di industri padat karya. Kalangan buruh mengungkapkan bahwa banyak anggotanya yang sudah mulai mengurangi hari kerja, bahkan tidak sedikit yang akhirnya dirumahkan.

"Sampai saat ini yang dirumahkan panjang, artinya sebulan nggak kerja, paling nggak untuk anggota hampir 5.000-an, termasuk di industri tekstil, garmen, sepatu juga," kata Ketua Federasi Serikat Pekerja Tekstil Sandang dan Kulit - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP TSK SPSI) Roy Jinto kepada CNBC Indonesia, Senin (17/10/22).

Fenomena ini terjadi akibat adanya penurunan permintaan, utamanya untuk pasar ekspor. Akibatnya pekerjaan menjadi lebih sedikit dan buruh yang menerima konsekuensinya, yakni tidak bisa bekerja secara normal bahkan untuk karyawan kontrak sudah mulai dilepas.


"Karyawan kontrak yang habis kontraknya nggak diperpanjang lagi oleh perusahaan. Karena kalau kontrak habis dengan order nggak ada jadi dia nggak diperpanjang. Karyawan tetap masih dirumahkan dan ada pengurangan hari kerja," kata Roy.

Jika kondisi ini terus menerus berlangsung, bukan tidak mungkin bisa merembet pada kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), utamanya jika permintaan belum banyak berubah. Namun, Roy menerangkan jika langkah PHK belum terjadi.

"Saat ini untuk PHK karyawan belum terjadi untuk anggota SPSI, tetap tapi langkah awal mengurangi lembur sudah, rata-rata nggak ada lemburan. Kedua kurangi jam kerja, hari kerja udah. Tadinya full sampe Sabtu sekarang tinggal Jumat aja," katanya.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Sentral AS, The Fed Bakal PHK 10% Karyawan