Bukan Satu! Indonesia Diancam 5 Krisis Besar Sekaligus

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Senin, 17/10/2022 15:45 WIB
Foto: Infografis/ Resesi/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Indonesia saat ini sedang berada di ambang ketidakpastian dari ekonomi global. Bahkan Indonesia dihadapkan pada lima krisis sekaligus.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pemerintah saat ini tengah berhati-hati, karena menghadapi perfect storm atau badai besar dari lima krisis.

"Dunia menghadapi the perfect storm atau 5C, yakni Covid-19 yang belum berakhir, conflict Rusia dan Ukraina, climate change, commodity price yang meningkat, cost of living dampak dari inflasi," jelas Airlangga saat menjadi pembicara di dalam sebuah webinar 100 Tahun Eka Tjipta Widjaja Forum Dialog: Economic Outlook 2023, Senin (17/10/2022).



Dampaknya, beberapa ekonomi melambat akibat inflasi dan beberapa negara melakukan pengetatan kebijakan moneter, untuk menekan laju inflasi.

Kendati demikian, kata Airlangga saat ini inflasi di Indonesia masih terjaga. Pada September masih laju inflasi di dalam negeri berada pada level 5,9%.

"Ini Indonesia masih bisa lebih rendah dari negara lain lain, Amerika Serikat 8%, Uni Eropa 9%. Ini berkat sinergi dari kebijakan fiskal dan moneter di Indonesia," jelas Airlangga.

Airlangga juga bilang, pemulihan perekonomian nasional tetap terjaga meski di tengah gejolak tantangan global saat ini.

Salah satu sektor yang menunjukkan perbaikan signifikan yakni konsumsi dan investasi yang ditandai dengan menguatnya daya beli masyarakat.

"Terjaganya indikator Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan penjualan eceran, terjaganya PMI manufaktur pada level ekspansi, serta kredit perbankan yang tumbuh di atas 10% sejak Juni 2022," jelas Airlangga.




Dari sisi sektor pasar modal, juga turut mengalami penguatan di tengah pelemahan indeks saham global.

Tercatat IHSG telah mencetak return positif di atas 3% secara year-to-date per 14 Oktober 2022 dibandingkan indeks saham lain, dengan net inflow hampir Rp70 triliun dalam kurun waktu 9 bulan.

"Patut kita syukuri karena Indonesia mampu tumbuh di atas 5 persen selama 3 kuartal terakhir dan berharap di kuartal III dan IV mampu menargetkan pertumbuhan di atas 5 persen sehingga secara year on year di akhir tahun kita targetkan 5,2%," jelas Airlangga.


(cap/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AMRO Ungkap Risiko Pembengkakan Rasio Utang RI Terhadap PDB