
Dirut Pertamina Buka-bukaan Jurus Tangkal Emisi Karbon

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) terus mengupayakan dukungannya kepada pemerintah untuk mendorong penggunaan energi yang ramah lingkungan, demi tercapainya dekarbonisasi serta netral karbon atau net zero emission (nze) sampai tahun 2060.
Untuk mencapai ituk terdapat beragam strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan migas pelat merah ini. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyebutkan bahwa beberapa langkah yang sedang dilakukan oleh Pertamina untuk dekarbonisasi.
Diantaranya dengan menurunkan emisi pada existing bisnis perusahaan. Tercatat, sejak tahun 2019, Pertamina sudah berupaya menurunkan emisi karbon dalam bisnis-bisnisnya. Di tahun 2021 emisi karbon perusahaan berhasil turun di angka 29%.
"Apa saja yang dilakukan? Kita melakukan efisiensi di kilang dan seluruh blok migas dengan menggunakan kembali gas buang yang ada," terang dia dalam wawancara khususnya kepada CNBC Indonesia di selar acara SOE International Conference, Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).
Selain dekarbonisasi melalui penurunan emisi di eksisting bisnis, Pertamina, kata Nicek juga melakukan Program Langit Biru. Di mana, kontribusi program ini terhadap dekarboinisasi dinilai berkontribusi cukup besar. Selain itu, adanya program penurunan B30 atau Biodiesel 30% melalui penggantian Fame.
"Dari tiga ini, kita bisa menurunkan 29% secara berulang. Angkanya 7,4 juta metrik ton ini angka cukup besar," terang Nicke.
Bersinggungan dengan penurunan emisi karbon, saat ini Pertamina memang mengandalkan energi primer melalui minyak dan gas bumi (migas). Namun, hal itu bisa dikonversikan menjadi energi yang ramah lingkungan seperti biofuel dan green refinery di kilang Pertamina. Nah, jika konversi itu bisa menghasilkan produksi sebesar 100%. Maka, itu akan mencapai produksi yang besar sebagai pengganti energi primer yang bisa menurunkan emisi karbon.
"Dari sisi RNE, potensi banyak Pertamina kan di Geothermal, bisa kita kembangkan untuk hydrogen. Jadi bisa menghasilkan green hydrogen dan gas yang ada, kuncinya industrialisasi sumber daya alam Indonesia dalam bentuk hilirisasi," tandas Nicke.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengejutkan, Pertamina Bisa Turunkan Emisi Karbon 31%
