Rupiah Makin Babak Belur, Bye Harga Pertalite Turun..

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
17 October 2022 09:50
Sejumlah kendaraaan mengisi BBM di salah satu SPBU Pertamina, Jakarta, Kamis (1/9/2022). PT Pertamina (Persero) resmi menurunkan tiga harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di seluruh provinsi mulai hari ini, Kamis, 1 September 2022. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Sejumlah kendaraaan mengisi BBM di salah satu SPBU Pertamina, Jakarta, Kamis (1/9/2022). PT Pertamina (Persero) resmi menurunkan tiga harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di seluruh provinsi mulai hari ini, Kamis, 1 September 2022. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khusus penugasan atau subsidi yakni Pertalite (RON 90) akan sulit mengalami penurunan dalam waktu dekat atau pada November 2022 mendatang. Pasalnya, salah satu faktor yang memengaruhi harga jual BBM di dalam negeri ini yaitu nilai tukar (kurs) tengah mengalami kelesuan sejak awal bulan ini.

Kini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) nyaris menembus Rp 15.500 per US$.

Rupiah kembali melemah melawan dolar AS di awal perdagangan Senin (17/10/2022) setelah merosot lebih dari 1% sepanjang pekan lalu. Tekanan bagi rupiah masih datang dari eksternal, sementara dari dalam negeri pelaku pasar hari ini menanti rilis data neraca perdagangan.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di Rp 15.465 per US$, melemah 0,26% di pasar spot. Depresiasi bertambah menjadi 0,29% ke Rp 15.470 per US$ pada pukul 9:03 WIB. Rupiah pun semakin dekat dengan Rp 15.500 per US$.

Bank sentral AS (The Fed) yang akan terus agresif menaikkan suku bunga, serta isu resesi dunia menjadi kombinasi sempurna yang membuat dolar AS sangat perkasa.

Posisi rupiah kini semakin jauh dari asumsi kurs pada perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022, sesuai Peraturan Presiden No.98 tahun 2022 yang dipatok Rp 14.450.

Bukan tanpa alasan, status Indonesia sebagai negara pengimpor minyak atau net importir mau tak mau sangat bergantung pada pembelian dari luar negeri yang tentunya menggunakan dolar AS.

Tak hanya posisi rupiah yang melesu, harga minyak mentah dunia kini juga kembali meningkat dibandingkan pada perdagangan akhir pekan lalu. Harga minyak kini masih berada di kisaran US$ 90-an per barel. Masih tingginya harga minyak mentah dunia ini juga bisa berdampak buruk bagi harga BBM di Tanah Air karena harga minyak dunia juga turut memengaruhi harga jual BBM di dalam negeri.

Pada perdagangan Senin (17/10/2022) harga minyak mentah Brent tercatat US$ 92,22 per barel, naik 0,64% dibandingkan posisi sebelumnya. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya menguat 0,61% ke US$ 86,13 per barel.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif angkat bicara mengenai perkiraan harga jual BBM, khususnya BBM subsidi, ke depannya. Kendati harga minyak mentah dunia sudah di bawah US$ 100 per barel, Menteri Arifin belum bisa memastikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa mengalami penurunan.

"Kita lihat dulu deh, kita belom bisa meramalkan kapan ini (harga BBM bisa turun). Kalau minyak itu balik ke misalnya US$ 50 - US$ 60 per barel kita pasti akan menyesuaikan," ungkap dia di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (14/10/2022).

PT Pertamina (Persero) pun mengaku masih memantau fluktuasi harga minyak dan kurs untuk menentukan harga jual BBM ke depannya, khususnya untuk produk non subsidi. Bila harga jual BBM subsidi, seperti Pertalite dan Solar subsidi, maka ini bergantung pada keputusan pemerintah.

"Kita masih monitor pergerakan harga minyak mentah dan kurs," kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov juga mengatakan, kondisi pelemahan kurs dan meningkatnya harga minyak ini bisa memengaruhi harga keekonomian BBM, khususnya Pertalite.

"Saya pikir yang juga fundamental mempengaruhi harga keekonomian BBM, khususnya Pertalite adalah stabilitas nilai tukar kita," ungkap Abra, dikutip Senin (17/10/2022).

Seperti diketahui, sejak 3 September 2022 lalu, pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, salah satunya bensin Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter. Kenaikan harga ini karena saat itu harga minyak masih tinggi dan beban subsidi negara makin melonjak.

Pada asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$ 105 per barel dan kurs Rp 14.700, harga keekonomian Pertalite saat itu disebutkan mencapai Rp 14.450 per liter.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gegara Rupiah Ambyar, Harga BBM di November Bisa Naik!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular