Gawat! Sri Mulyani Ingatkan Negara Maju Bisa Terlilit Utang
Jakarta, CNBC Indonesia - Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara G20 menyoroti ancaman krisis utang yang timbul akibat kondisi ekonomi dunia yang gelap gulita.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers, The 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting, di Washington DC beberapa waktu lalu.
Menurut Sri Mulyani, kondisi dunia saat ini sangat menantang dengan adanya pengetatan kebijakan di berbagai negara untuk mengatasi inflasi yang tinggi.
"Dalam hal mengembalikan stabilitas, terutama ketika menghadapi inflasi, kita memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan dalam hal pelemahan ekonomi serta potensi pemburukan kesulitan utang di banyak negara, tidak hanya negara berpendapatan rendah, tetapi juga negara berpendapatan menengah dan tinggi," ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers, The 4th FMCBG, dikutip Senin (17/10/2022).
Dia menambahkan G20 memiliki 3 langkah konkret untuk menangani masalah krisis ini.
Pertama, G20 mendorong kerangka kerja dalam lingkup kerja sama internasional untuk menangani kesulitan utang bagi negara berpendapatan kecil dan menengah.
Hal ini termasuk kerangka kerja untuk menggolkan restrukturisasi utang global.
Kedua, dia mengemukakan perlunya jaring pengaman keuangan global, seperti melalui dukungan International Monetary Fund (IMF), termasuk melalui Special Drawing Rights (SDRs).
Ketiga, G20 akan meminta multilateral development bank (MDB) untuk menggunakan neracanya untuk memperkuat dukungan untuk banyak negara yang mengalami krisis.
"Dukungan ini tidak hanya untuk masalah utang di negara bersangkutan, tetapi juga mengatasi masalah kebutuhan publik, termasuk tantangan perubahan iklim," kata Sri Mulyani.
(haa/haa)