Internasional

Ancaman Nuklir Putin Menguat, Rusia Vs NATO Jadi Kenyataan?

luc, CNBC Indonesia
14 October 2022 06:25
Bendera NATO (REUTERS/File)
Foto: Bendera NATO (REUTERS/File)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan memantau dengan cermat latihan nuklir Rusia dan tidak akan ragu memberikan dukungan terhadap Ukraina dari ancaman 'terselubung' Moskow.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg usai pertemuan selama dua hari para menteri pertahanan NATO di Brussels.

"Kami tidak akan terintimidasi," katanya, dikutip Reuters, Jumat (14/10/2022).

"Retorika nuklir Rusia berbahaya, sembrono, dan mereka tahu bahwa jika mereka menggunakan senjata nuklir untuk melawan Ukraina, itu akan memiliki konsekuensi yang parah," imbuhnya.

Pertemuan itu adalah pertemuan NATO besar pertama sejak Moskow mengumumkan akan mencaplok beberapa wilayah Ukraina, memulai mobilisasi parsial, dan mengeluarkan ancaman nuklir terselubung, langkah yang telah diklasifikasikan NATO sebagai eskalasi perang yang jelas yang dimulai ketika Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari.

Serangan terhadap jaringan pipa Nord Stream di bawah Laut Baltik juga meningkatkan ketegangan karena Eropa mengalami krisis energi setelah Moskow memutus sebagian besar pasokan gasnya.

Di sisi lain, kemunduran militer Rusia di Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran Presiden Vladimir Putin mungkin menindaklanjuti ancaman untuk menggunakan senjata nuklir.

Stoltenberg mengatakan NATO akan memantau latihan nuklir tahunan Rusia dengan sangat cermat, seperti yang telah dilakukan selama beberapa dekade, dan tetap waspada dari ancaman nuklir Negeri Beruang Merah yang selama ini baru sebatas gertakan.

Sekjen NATO itu tampaknya mengacu pada latihan tahunan Grom Rusia yang biasanya berlangsung pada akhir Oktober di mana Rusia menguji pengebom, kapal selam, dan rudal berkemampuan nuklirnya.

NATO pun telah berjanji untuk melanjutkan latihan kesiapsiagaan nuklir tahunannya sendiri yang dijuluki "Steadfast Noon", di mana angkatan udara NATO berlatih bagaimana menggunakan bom nuklir AS yang berbasis di Eropa tanpa senjata langsung.

Sebelumnya, Stoltenberg menuturkan membatalkan latihan karena perang di Ukraina akan mengirimkan "sinyal yang sangat salah".

Pada hari Rabu, seorang pejabat senior NATO mengatakan serangan nuklir Rusia di Ukraina "hampir pasti akan menarik tanggapan fisik dari banyak sekutu, dan berpotensi dari NATO sendiri".

Stoltenberg memperingatkan Moskow juga tentang konsekuensi parah jika menggunakan segala jenis senjata nuklir melawan Ukraina, tetapi menolak memberikan rincian tentang tanggapan potensial NATO.

Sekjen NATO mengatakan serangan nuklir secara fundamental akan mengubah sifat konflik dan menandakan perlintasan garis yang sangat penting.

"Bahkan penggunaan senjata nuklir yang lebih kecil akan menjadi hal yang sangat serius dan secara fundamental mengubah sifat perang di Ukraina," katanya.

Hal senada diungkapkan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.

"Setiap serangan nuklir terhadap Ukraina akan menciptakan jawaban, bukan jawaban nuklir, tetapi jawaban yang begitu kuat dari pihak militer sehingga tentara Rusia akan dimusnahkan, dan Putin tidak boleh menggertak."

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga menolak untuk berspekulasi bagaimana NATO mungkin menanggapi serangan nuklir, menyebut ancaman Rusia "sembrono" dan "tidak bertanggung jawab."

"Ketika saya melihat indikasi dan peringatan, saya tidak melihat perlunya membuat perubahan apapun pada apa yang kami lakukan sekarang," katanya dalam konferensi pers.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Vs NATO di Ukraina, Waspada Teror '3 Serangkai' Nuklir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular