
Diduga Ini Dia Biang Kerok Impor BBM RON 92 "Menggila"

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia pada 2021 mengalami peningkatan dibandingkan 2020.
Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia, pada 2021 tercatat impor produk minyak atau BBM Indonesia mencapai 22,09 juta kilo liter (kl), naik 5,8% dibandingkan impor pada 2020 yang sebesar 20,87 juta kl.
Impor BBM tersebut berupa bensin, baik dengan nilai oktan (RON) 88 atau dikenal dengan merek Premium, RON 90 atau setara Pertalite, RON 92 atau setara Pertamax, RON 95, diesel (gasoil), naphta, HOMC, hingga bahan bakar pesawat seperti avtur dan avgas.
Namun ternyata, impor produk BBM terbesar bukanlah berupa bensin dengan nilai oktan (RON) 90 atau setara Pertalite yang dijual PT Pertamina (Persero), meskipun konsumsi Pertalite kini lebih mendominasi dibandingkan bensin lainnya.
Konsumsi bensin setara Pertalite pada 2021 mencapai 23,29 juta kl, sementara bensin setara Pertamax (RON 92) tercatat "hanya" sebesar 5,71 juta kl.
Adapun impor produk BBM terbesar pada 2021 yakni berupa bensin dengan nilai oktan 92 atau setara Pertamax yang dijual PT Pertamina (Persero) atau Shell Super yang dijual Shell Indonesia.
Impor bensin RON 92 pada 2021 tercatat mencapai 9,84 juta kilo liter (kl), melonjak 52% dibandingkan impor pada 2020 yang sebesar 6,49 juta kl. Bahkan, impor bensin RON 92 pada 2021 ini lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 melanda pada 2019. Impor bensin RON 92 pada 2019 tercatat sebesar 7,95 juta kl.
Sementara impor BBM RON 88 dan RON 90 pada 2021 tercatat sebesar 8,15 juta kl. Artinya, lebih rendah dibandingkan impor BBM RON 92.
Lantas, apa yang menyebabkan lonjakan impor bensin RON 92 pada 2021 ini?
Masih mengutip data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia, terlihat produksi bensin RON 92 dari kilang minyak di dalam negeri pada 2021 anjlok 41% menjadi 28,57 juta kl dari 48,29 juta kl.
Sebaliknya, produksi bensin RON 88 dan RON 90 pada 2021 justru meningkat 49% menjadi 62,22 juta kl dari 41,83 juta kl pada 2020 lalu.
Anjloknya produksi bensin RON 92 pada 2021 diduga salah satunya karena sempat terjadinya kebakaran pada tiga dari empat tangki BBM di Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat, pada 29 Maret 2021 lalu. Akibat peristiwa itu, operasional kilang dihentikan selama beberapa hari.
Kilang Balongan memproduksi beragam BBM, termasuk bensin RON 92 (Pertamax), Pertamax Turbo, Solar, Avtur, maupun LPG dan Propylene. Kilang Balongan memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 125 ribu barel per hari (bph) atau setara 12% dari total kapasitas kilang nasional.
Pada 31 Maret 2021 kilang sudah bertahap dioperasikan kembali dengan menjalankan kembali primary processing CDU (Crude Destilation Unit).
Berikutnya, dilakukan start up secondary processing unit secara bertahap, mulai dari unit RCC (Residual Catalytic Cracker) yang mengolah residu menjadi produk bernilai tinggi dan tanggal 7 April 2021 sudah beroperasi normal, serta unit KLBB (Kilang Langit Biru Balongan) yang menghasilkan produk BBM telah beroperasi normal.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Thohir Beberkan Jurus Tekan Impor BBM
