Internasional

Malapetaka Eropa Kian Jadi: Gas Disabotase, Pipa Minyak Bocor

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
12 October 2022 21:06
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Malapetaka kekurangan energi sepertinya bakal makin jadi di Eropa. Setelah sebelumnya pipa gas Nord Stream I yang mengalirkan gas meledak di sejumlah titik karena "sabotase", kali ini pipa minyak Druzhba dilaporkan bocor.

Pipa Druzhba, membawa minyak Rusia ke Eropa. Kebocoran ditemukan operator pipa di wilayah Polandia, PERN.

PERN sendiri masih menyelidiki penyebab kebocoran. Kebocoran berada di 70 kilometer dari pusat Polandia.

"Jalur pipa lain dan elemen infrastruktur PERN lainnya, bekerja seperti biasa," kata perusahaan dikutip Reuters, Rabu (12/10/2022).

Meski demikian, di kesempatan berbeda, pejabat meyakinkan kerusakan karena kecelakaan. Ini tidak terkait sabotase.

"Tidak disengaja," kata pejabat tinggi Polandia yang bertanggung jawab atas infrastruktur energi Mateusz Berger.

Perlu diketahui, pipa minyak Druzhba, berarti persahabatan dalam bahasa Rusia. Ini merupakan salah satu pipa terbesar dunia, yang memasok minyak ke Polandia, Jerman, Belarusia, Hongaria, Slovakia, Republik Ceko dan Austria.

Di Jerman, kilang Schwedt menampung 90% bahan bakar dari Druzhba. Meski akhir tahun ini Jerman berjanji akan memutus minyak Rusia sebagai bentuk sanksi karena menyerang Ukraina, namun dalam tujuh bulan ini Kremlin masih memasok 30% impor minyak.

Sementara itu, juru bicara pemadam kebakaran Polandia mengaku pihaknya masih berusaha menemukan sumber kebocoran dan menghentikannya. Namun, ia menjamin, kejadian ini tak akan membahayakan penduduk setempat.

"Tindakan utama (yang kami ambil) adalah memompa keluar cairan dan menemukan kebocoran dan menghentikannya," kata juru Karol Kierzkowski kepada penyiar TVP Info.

"Ketika tekanan berkurang, kebocoran akan berhenti dan memungkinkan kami mencapai kebocoran," tambahnya.

Sebelumnya sabotase Nord Stream 1 dan 2 menjadi "debat kusir" Barat dan Rusia. Barat menyalahkan militer Kremlin sementara Moskow menunjuk Amerika Serikat (AS) sebagai biang keladi.

Dalam pernyataan terbaru, Rabu, Presiden Vladimir Putin mengatakan kebocoran pada pipa Nord Stream antara Rusia dan Eropa adalah hasil dari "terorisme internasional". Ada tiga negara untung, yakni AS, Polandia dan Ukraina.

"Tidak ada keraguan bahwa ini adalah tindakan terorisme internasional ... signifikansi geopolitik dari sistem gas yang tersisa meningkat," ujarnya dikutip AFP.

"Mereka (pipa gas) melewati Polandia ... Ukraina ... dan Amerika Serikat. Tentu saja, yang sekarang dapat memasok sumber daya energi melalui harga tinggi," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi Rusia.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Energi Eropa Makin Ngeri, 5 Negara "Teriak"

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular