
Cerita Bos PLN: 2,5 Tahun Utang Terpangkas Rp 62,5 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) menyampaikan mampu memangkas utang sebesar Rp 62,5 triliun selama 2,5 tahun. Hal itu pun berimbas pada kondisi kesehatan keuangan perusahaan setrum pelat merah itu.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan selama 2,5 tahun ini perusahaan terus melakukan transformasi. Sehingga hal itu berdampak pada efisiensi bisnis perusahaan.
"Sistem keuangan kita bisa efisien kita mampu membayar utang kita selama 2,5 tahun mengurangi Rp 62,5 triliun," kata Darmawan, di Kantor Pusat PLN, Rabu (12/10/2022).
Di samping itu, biaya penyediaan tenaga listrik (BPP) juga bisa perusahaan tekan dengan proses bisnis yang efisien. Dengan begitu, perusahaan mampu membayar utang dengan biaya bunga yang dapat dikurangi sebesar Rp 7 triliiun per tahun.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, utang PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) susut dari sebelumnya sebesar Rp 500 triliun menjadi sebesar Rp 407 triliun. Menurutnya hal itu berkat dorongan dari Kementerian dan pengawas Komisi VI DPR RI.
"Utang PLN yang tadinya Rp 500 triliun ketika sama-sama melakukan transformasi, kini turun jadi 407 triliun," kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (21/9/2022).
Erick menjabarkan, penyusutan utang PT PLN (Persero) karena melakukan restrukturisasi dalam pengurangan sejumlah beban-beban perseroan sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.
"Terjadi percepatan pembayaran dan pelunasan agar PLN bertransformasi menjadi green industry dan digital. Percepatan ini menyehatkan cash flow keuangan PLN," jelasnya.
Selain itu, Erick juga menyampaikan bahwa hari ini Kementerian BUMN telah meresmikan holding dan subholding PLN sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan. "PLN mengenai progress holding dan subholding merapikan mana yang PSO dan aksi korporasi," imbuhnya.
Erick kembali menegaskan, bahwa pemerintah dan BUMN tidak akan menghapus pelanggan pengguna listrik 450 VA. Sebab keberpihakan PLN ke masyarakat yang membutuhkan pasti menjadi prioritas. "450 tak ada strategi penghapusan sama sekali. Malah konsennya listrik tersambung di desa dan perbaikan pelayanan PLN ke masyarakat," pungkasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luar Biasa! Utang PLN Terpangkas Rp 62,5 Triliun