
Duh Gusti! Tanda-tanda Triple Crisis di RI Makin Terlihat

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu menyebut 'triple horror' yang dihadapi dunia. Mulai dari risiko inflasi, suku bunga tinggi, hingga risiko perlambatan ekonomi.
Namun, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tiba-tiba berkicau di media sosial. SBY mengingatkan dunia bisa mengalami krisis di tiga sektor secara berbarengan yakni di sektor keamanan, ekonomi, dan lingkungan.
Dalam akun Twitter resminya, SBY menyebut sektor keamanan terancam krisis sejak perang Rusia-Ukraina. SBY bahkan menyebut perang di Ukraina semakin 'liar' dan kian sulit untuk dikendalikan di masa depan.
"Terjadinya perang dunia disertai penggunaan senjata nuklir bisa menjadi kenyataan," kata SBY, seperti dikutip Rabu (12/10/2022).
Selain perang Rusia-Ukraina, hubungan China dan Taiwan juga memanas. "Ingat, Perang Dunia II dulu, mandala besarnya ada di Eropa & Asia. Haruskah kita biarkan terjadi lagi," kata SBY.
SBY kemudian mengingatkan mengenai ancaman resesi global yang kian nyata, seperti yang sudah diperingatkan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia. Selain itu, ada pula ancaman di sektor lingkungan.
"Resesi ekonomi global sepertinya bakal terjadi (simak pernyataan IMF & Bank Dunia)," katanya.
SBY khawatir jika guncangan ekonomi dan keamanan global tidak terkendali saat pandemi Covid-19 masih ada, maka upaya untuk penyelamatan bumi dari pemanasan global bisa tak tercapai. Pasalnya, negara di dunia tak lagi peduli dan menjadikan upaya penyelamatan bumi menjadi prioritas.
"Dunia bisa alami "triple crises" ~ keamanan, ekonomi & lingkungan," tulis SBY.
"Wahai para pemimpin dunia, termasuk PBB, bertindaklah secara nyata (do something concretely) untuk selamatkan dunia kita. "Inaction is immoral". Gunakan Forum G-20 di Bali "to save our world, to save our planet". Turunkan ego masing-masing. Negosiasi & perundingan adalah jawaban."
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia Chaos Sampai Ekonomi 2023 Diprediksi Gelap, RI Siap?
