Punya Peran Besar, Bisakah Pemanfaatan Batu Bara Disetop?
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri batu bara saat ini menjadi salah satu sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap ekonomi dalam negeri. Tingginya ketergantungan dunia akan emas hitam ini untuk menghidupkan roda industri menjadi salah satu pendorongnya.
Hal ini merupakan bukti bahwa batu bara masih menjadi salah satu sumber energi yang bisa menggerakkan roda ekonomi. Tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di seluruh dunia, karena perannya yang vital hingga menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Bahkan, pertambangan diprediksi menjadi salah satu dari tiga sektor teratas dengan investasi dan penyerapan tenaga kerja tertinggi pada 2021, selain infrastruktur dan pariwisata. Perkiraan tersebut dibuktikan dengan data kementerian ESDM yang menekankan pentingnya peran sektor minerba dalam menciptakan lapangan kerja dengan menyerap lebih dari 250 ribu tenaga kerja hingga Oktober 2021.
Kementerian Perindustrian sendiri optimis penyerapan tenaga kerja di industri pengolahan nonmigas dapat memenuhi target 20,84 juta di 2022, atau meningkat 11,8% dibandingkan 2021.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menegaskan bahwa industri batu bara punya peran besar terhadap terciptanya lapangan pekerjaan baik di dalam maupun luar negeri. Sehingga diperlukan jalan keluar ketika pemanfaatan batu bara akan dihentikan.
Apalagi jumlah anggota masyarakat yang bekerja di perusahaan pertambangan beserta keahliannya terus bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri pertambangan batubara
"Perannya cukup besar dan semakin meningkat. Ini yang perlu dicarikan solusi jika pemerintah dan/atau dunia akan menghentikan pemanfaatan batubara," ungkap dia kepada CNBC Indonesia.
Adapun saat ini, kata dia, ketergantungan dunia terhadap batu bara masih cukup tinggi. Ditambah masa pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, sehingga membutuhkan pasokan energi yang besar dengan harga terjangkau.
"Harga murah dan itu ada pada batu bara. Saya kira menghilangkan peran batubara untuk saat ini dan beberapa tahun ke depan masih akan sulit," pungkas dia.
(rah/rah)