
Harga Gas Alam Naik, Tetap Lebih Murah Dari LPG Lho Bund

Jakarta, CNBC Indonesia - Penggunaan jaringan gas kota alias jargas ternyata lebih murah apabila dibandingkan dengan Liquefied Petroleum Gas (LPG) 12 Kg. Sekalipun ketika harga jargas dinaikkan dari harga yang ada saat ini.
Anggota Komite BPH Migas periode 2017-2021, Jugi Prajogio menjelaskan masyarakat akan lebih hemat apabila beralih menggunakan jargas dibandingkan LPG. Sebagai contoh, harga ritel LPG 12 Kg saat ini dipatok Rp 230.000/tabung atau Rp 19.166/kg setara Rp 15.972/m3.
Sementara, jargas mandiri untuk RT-2/PK-2 berada di harga Rp 10.000/m3. Artinya masyarakat akan mendapatkan penghematan sekitar 38% apabila beralih menggunakan jargas.
"Usulan saya harga jargas mandiri bisa lebih dari Rp 10.000/m3, misal di Rp 12.000/m3, maka penghematan masih sekitar 25% terhadap harga LPG 12 kg," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Selasa (11/10/2022).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya menyampaikan bakal terus menggenjot pengerjaan proyek Jaringan Gas Bumi alias Jargas Rumah Tangga. Mengingat, proyek ini sendiri diyakini dapat membantu pemerintah dalam menekan angka impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang terus membludak.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan proyek sendiri pelaksanaannya sudah dimulai sejak 2009 dengan menggunakan dana APBN. Adapun pembangunan Jargas hingga saat ini sudah menjangkau 839 ribu sambungan rumah, baik itu dari skema APBN dan Non APBN.
"Jadi Jargas APBN dan Non APBN itu totalnya 839 ribu sambungan rumah tangga. Sebagian besar oleh APBN dan ini memang diberikan seperti program pemerintah. Pipa, kemudian sampai ke dalam rumah kompor itu diberikan anggaran pemerintah," kata Tutuka dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (10/10/2022).
Menurut Tutuka, dalam menjalankan proyek Jargas ini pihaknya bersama SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) selalu berkoordinasi, untuk mencari sumber gas mana yang nantinya akan dipakai dalam proyek jargas tersebut. Sekalipun kebutuhan gas untuk proyek jargas sendiri cukup kecil volumenya.
"Satu kecamatan paling nol sekian juta kaki kubik per hari jadi kecil sekali kebutuhannya. Nah dari sisi hulu disalurkan masuk ke rumah tangga," ujarnya.
Adapun, untuk satu sambungan proyek jargas sendiri memerlukan anggaran sekitar Rp 10 juta. Sementara setelah tersambung, proses bisnis kemudian dilanjutkan oleh badan usaha seperti PGN. "Kalau harga masih subsidi, jargas jauh lebih murah daripada subsidi LPG, tapi kalau jargas gak subsidi sama dengan LPG," katanya.
Lebih lanjut, menurut Jugi terdapat dua aspek penting dalam jargas mandiri. Pertama, minat Badan Usaha dalam mengembangkan proyek, faktor utama adalah keekonomian bisnis. Kedua, harga akhir masih terjangkau dan di bawah harga LPG 12 kg.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga LPG 3 Kg Setiap Daerah Beda-Beda, Kok Bisa?