Harga Minyak Mentah Bisa Melejit Lagi ke US$ 100/Barel
Jakarta, CNBC Indonesia - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov memprediksi harga minyak mentah dunia bisa tembus lagi ke angka US$ 100 per barel. Hal itu apabila Amerika Serikat (AS) tidak mengintervensi keputusan kelompok negara penghasil minyak atau OPEC+ yang sepakat untuk memangkas produksi minyak mencapai 2 juta barel per hari (bph).
Abra menyatakan, apabila keputusan OPEC+ konsisten dalam menjalankan pemotongan minyak mentah hingga 2 juta bph, harga minyak mentah berpotensi naik lagi ke US$ 100 per barel.
Dalam beberapa minggu terakhir, harga minyak mentah dunia sempat mengalami penurunan di level US$ 80-an per barel. Tak sempat berbulan madu dengan turunnya harga, keputusan OPEC+ memangkas produksi kembali mengerek harga minyak mentah tersebut.
Melansir data Refinitiv, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) US$ 91,13/barel sementara Brent mencapai US$ 96.19/barel.
"Kalaupun dengan asumsi ternyata pemangkasan minyak mentah OPEC+ di bulan November ini itu tidak di dikompensasi dengan tambahan suplai dari Amerika, ya tentu harga minyak mentah berpotensi kembali meningkat di angka US$ 100 per barel," tuturnya, dikutip Selasa (11/10/2022).
Jika harga minyak mentah meningkat di atas US$ 100 per barel, tentunya bisa kembali menekan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau ICP dalam APBN 2023 yang hanya US$ 90 per barel.
(pgr/pgr)