Negara Sekutu Putin Mulai Kirim Pasukan, Siap Gempur Ukraina
Jakarta, CNBC Indonesia - Akhir perang Rusia dan Ukraina kian tak pasti. Konflik justru meruncing menyusul serangan terbaru Rusia dan bergabungnya sekutu Presiden Vladimir Putin dalam perang.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan bahwa dia telah memerintahkan pasukannya untuk dikerahkan bersama pasukan Rusia di dekat Ukraina sebagai tanggapan atas apa yang dia katakan sebagai ancaman nyata bagi Belarusia dari Kyiv dan para pendukungnya di Barat.
Pernyataan dari Lukashenko, yang telah memegang kekuasaan di Belarus sejak tahun 1994, menunjukkan potensi eskalasi lebih lanjut dari perang di Ukraina, mungkin dengan gabungan kekuatan Rusia-Belarusia di utara Ukraina.
"Serangan di wilayah Belarusia tidak hanya dibahas di Ukraina hari ini, tetapi juga sedang direncanakan," kata Lukashenko pada pertemuan keamanan, Senin (10/10/2022), dikutip dari Reuters.
"Kami telah mempersiapkan ini selama beberapa dekade. Jika perlu, kami akan merespons," kata Lukashenko, seraya menambahkan bahwa dia telah berbicara dengan Putin tentang situasi tersebut saat dalam sebuah pertemuan di St Petersburg.
Lukashenko mengatakan dia telah setuju dengan Putin untuk mengerahkan kelompok militer regional, dan telah mulai menyatukan kekuatan dua hari lalu, tampaknya setelah serangan di jalan dan jembatan rel Rusia ke Krimea pada Sabtu pagi.
Lukashenko mengatakan bahwa peringatan disampaikan ke Belarusia melalui saluran tidak resmi bahwa Ukraina merencanakan "Jembatan Krimea 2", meskipun dia tidak memberikan rincian.
"Jawaban saya sederhana: 'Beri tahu presiden Ukraina dan orang gila lainnya: jika mereka menyentuh satu meter wilayah kita, maka Jembatan Krimea akan tampak seperti berjalan-jalan di taman'."
Tentara Belarusia memiliki sekitar 60.000 personel. Awal tahun ini, Belarusia mengerahkan 6 kelompok batalyon taktis, dengan total beberapa ribu orang, ke daerah perbatasan. Pada hari Minggu, kepala penjaga perbatasan Belarus menuduh Ukraina melakukan provokasi di perbatasan.
Adapun, pasukan Rusia menggunakan Belarus sebagai pos pementasan untuk serangan pada 24 Februari mereka ke Ukraina, mengirim pasukan dan peralatan ke Ukraina utara dari pangkalan di negara tersebut.
(luc/luc)