Ramai Pabrik Nikel Cs Dibangun, Pasokan Gasnya Dijamin Aman

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 07/10/2022 17:20 WIB
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan pasokan gas bumi untuk sumber energi pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) bakal mencukupi. Mengingat, RI mempunyai cadangan gas yang cukup melimpah.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa pihaknya akan menangkap peluang permintaan gas dari sektor smelter. Apalagi, beberapa smelter saat ini sudah ada yang mulai berkomitmen menggunakan gas karena lebih bersih dibandingkan energi fosil lainnya.

"Peluangnya akan tercukupi, gak bakal kekurangan karena potensi gas besar. Masuk Masela segala macam itu akan sangat bagus. Kalau ada cadangan yang ditemukan, mau mengembangkan gas itu nomor satu, dicari dulu siapa yang mau beli," kata Dwi ditemui di Bandung, dikutip Jumat (7/10/2022).


Dwi mencontohkan, misalnya seperti Lapangan Gas Abadi, Blok Masela, apabila mulai berproduksi di tahun 2027, maka produksinya akan stabil selama 20 tahun ke depan. Sehingga, tidak perlu khawatir mengenai pasokan gas dalam negeri, mengingat pasokan diperkirakan surplus.

"Nah Abadi Masela plateau rate 20 tahun. Belum turun 20 tahun lebih. Jadi artinya kalau bangun Smelter kita yakinkan gak usah khawatir tinggal nanti SKK Migas menampung. Ini smelter sini berapa besar. SKK yang akan mengatur. Logikanya bisa karena kita kelebihan buktinya ekspor," ujar Dwi.

Berdasarkan data terbaru Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), status per 31 Desember 2021, Indonesia memiliki cadangan terbukti (proven reserves) gas alam sebesar 34,64 triliun kaki kubik (TCF).

Bila digabungkan dengan data cadangan potensial (potential reserves), berdasarkan data Kementerian ESDM status 1 Januari 2021, total cadangan gas RI mencapai 60,61 TCF.

Jumlah cadangan terbukti gas ini masih bisa semakin meningkat, terutama bila kegiatan eksplorasi hulu minyak dan gas bumi (migas) terus digalakkan. Indonesia memiliki 128 cekungan hidrokarbon (basin).

Namun sampai saat ini, hanya 20 cekungan yang telah diproduksi, 27 cekungan lainnya sudah dibor dan menemukan potensi cadangan, 12 cekungan sudah dibor tapi tidak menemukan cadangan, dan masih ada 69 cekungan lainnya yang belum sama sekali dibor.

Indonesia sendiri menargetkan sebanyak 53 smelter mineral beroperasi pada 2024 mendatang, naik dari 21 smelter pada 2021 lalu. Adapun mayoritas smelter tersebut merupakan smelter nikel sebanyak 30, lalu bauksit 11 smelter, tembaga dan besi masing-masing empat smelter, dan mangan, timbal dan seng masing-masing dua smelter.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ahli UGM Sebut Kerugian Tambang Raja Ampat Lampaui Kasus Timah