RI Impor LPG Besar-besaran, Negara Asing Ini Ketiban Cuannya

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
07 October 2022 15:25
Pekerja mengangkat Elpiji di Distributor Gas Elpiji 3Kg Pondok Aren, Tangerang Selatan, Rabu, (4/3). Pemerintah berencana melakukan impor LPG dari Aljazair, tepatnya dari perusahaan migas nasional Sonatrach
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dalam satu dekade terakhir ini terus mengalami peningkatan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG). Bahkan, porsi impor LPG saat ini telah mencapai di atas 70% dari total kebutuhan.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), impor LPG RI dalam satu dekade telah menunjukkan peningkatan tiga kali lipat hingga mencapai 6,34 juta ton pada 2021. Adapun porsi impor LPG pada 2021 telah mencapai 74% dari total kebutuhan. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan porsi impor LPG pada 2011 yang "hanya" sebesar 46%.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai impor LPG RI pada 2021 mencapai US$ 4,09 miliar atau sekitar Rp 58,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$), meroket 58,5% dibandingkan nilai impor pada 2020 lalu yang tercatat US$ 2,58 miliar.

Lonjakan nilai impor LPG tak terlepas dari kenaikan harga LPG di pasar internasional, khususnya Contract Price Aramco (CP Aramco). Apalagi, pasokan LPG Indonesia masih didominasi oleh impor. Lebih dari 70% kebutuhan LPG nasional berasal dari impor.

Lantas, dari manakah sumber impor LPG RI selama ini?

Berdasarkan data Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Desember 2021 BPS, selama Januari-Desember 2021 ternyata mayoritas impor LPG Indonesia bukan berasal dari negeri Timur Tengah seperti Arab Saudi, melainkan berasal dari Amerika Serikat.

Mengutip data BPS RI tersebut, impor bahan baku LPG yakni propana dan butana cair dari Amerika Serikat selama Januari-Desember 2021 tercatat mencapai 3,78 miliar kilo gram (kg) atau 3,78 juta ton dengan nilai US$ 2,41 miliar atau sekitar Rp 34,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$).

Meskipun impor LPG terbesar berasal dari Amerika Serikat, namun memang mayoritas impor LPG RI berasal dari negara Timur Tengah, bahkan ada juga dari Afrika.

Berikut negara asal impor LPG RI selama 2021, mengutip data BPS:

- Amerika Serikat: 3,78 miliar kg, US$ 2,41 miliar.
- Uni Emirat Arab: 1,23 miliar kg, US$ 792,52 juta.
- Arab Saudi: 935,3 juta kg, US$ 624,55 juta.
- Qatar: 369,49 juta kg, US$ 217,78 juta.
- Kuwait: 141,37 juta kg, US$ 79 juta.
- Bahrain: 93 juta kg, US$ 51,42 juta.
- Angola: 44,87 juta kg, US$ 27,29 juta.
- Nigeria: 44 juta kg, US$ 27,29 juta.

Seperti diketahui, terus melonjaknya impor LPG ini tak ayal juga turut membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram. Pada saat peresmian proses pembangunan atau groundbreaking proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, pada 24 Januari 2022 lalu, Presiden pun tak segan untuk mengungkapkan kekesalannya atas besarnya impor LPG RI.

"Saya sudah berkali-kali sampaikan mengenai hilirisasi, industrialisasi. Pentingnya mengurangi impor. Ini sudah enam tahun yang lalu saya perintah, tapi alhamdulillah hari ini meski dalam jangka panjang belum bisa dimulai, alhamdulillah bisa kita mulai hari ini, groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi DME," ungkapnya saat memberikan acara sambutan groundbreaking proyek DME di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/01/2022).

Jokowi menyebut, impor LPG Indonesia selama ini sangat besar bisa sekitar Rp 80 triliun dari kebutuhan Rp 100 triliun. Di sisi lain, pemerintah masih memberikan subsidi sekitar Rp 60-70 triliun per tahunnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kaya Gas, Tapi 76% LPG Dipasok dari Impor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular