
Rusia Terus Dipukul Mundur Ukraina, Putin Bakal Pakai Nuklir?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia terus didesak mundur. Hari demi hari, militer Ukraina mulai mengambil alih wilayah-wilayah yang sebelumnya diduduki oleh pasukan Vladimir Putin.
Mengutip Reuters, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa militer negaranya telah membuat kemajuan besar dan cepat melawan pasukan Rusia dan membebaskan puluhan kota di selatan dan timur selama seminggu terakhir.
Namun apakah kemunduran pasukan Rusia ini dapat memicu Putin benar-benar menggunakan senjata nuklir? Jika iya, berapa banyak senjata nuklir yang dia perintahkan?
Putin, yang menguasai kekuatan nuklir terbesar di dunia, telah berulang kali memperingatkan Barat bahwa setiap serangan terhadap Rusia dapat ia respons dengan nuklir.
Penggunaan nuklir oleh Putin sendiri tergantung pada bagaimana pemimpin tersebut memandang ancaman terhadap negara Rusia dan pemerintahannya.
Putin menyebut perang di Ukraina sebagai pertempuran eksistensial antara Rusia dan Barat, yang katanya ingin menghancurkan Rusia dan menguasai sumber daya alamnya yang luas.
Putin memperingatkan Barat bahwa dia tidak menggertak ketika mengatakan dirinya akan siap menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia. Beberapa analis mengatakan Putin menggertak tetapi Washington menganggap serius Putin.
Dengan mengeklaim 18% Ukraina sebagai bagian dari Rusia, ruang untuk ancaman nuklir meningkat karena Putin dapat menganggap serangan apapun ke wilayah ini sebagai serangan terhadap Rusia sendiri.
Ditanya apakah Putin akan menggunakan serangan nuklir, Direktur CIA William Burns mengatakan kepada CBS bahwa harus menanggapinya dengan serius.
"Kita harus menanggapi dengan sangat serius jenis ancamannya mengingat segala sesuatu yang dipertaruhkan," katanya. "Intelijen AS tidak memiliki bukti praktis bahwa Putin bergerak menuju penggunaan senjata nuklir taktis dalam waktu dekat."
Hingga kini, Rusia adalah kekuatan nuklir terbesar di dunia berdasarkan jumlah hulu ledak nuklir. Kremlin memiliki 5.977 hulu ledak sementara Amerika Serikat memiliki 5.428, menurut Federasi Ilmuwan Amerika.
Jumlah itu termasuk hulu ledak yang ditimbun dan pensiun, tetapi baik Moskow dan Washington memiliki daya tembak yang cukup untuk menghancurkan dunia berkali-kali.
Rusia memiliki 1.458 hulu ledak nuklir strategis yang dikerahkan atau siap ditembakkan dan AS memiliki 1.389 yang dikerahkan, menurut data terbaru yang diumumkan secara publik. Hulu ledak ini berada di rudal balistik antarbenua, rudal balistik di kapal selam dan pembom strategis.
Dalam hal senjata nuklir taktis, Rusia memiliki sekitar 10 kali lipat jumlah yang dimiliki AS. Sekitar setengah dari 200 senjata nuklir taktis AS dikerahkan di pangkalan-pangkalan di Eropa.
Senjata nuklir taktis AS memiliki hasil yang dapat disesuaikan dari 0,3 hingga 170 kiloton, di mana bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima setara dengan sekitar 15 kiloton dinamit.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Ngamuk di Tahun Baru, Perang Rusia-Ukraina Makin Ngeri