Eropa Gak Jadi Gelap, Rusia Siap Pasok Gas Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia mengaku siap untuk kembali menyuplai gas ke Eropa. Hal ini diucapkan tatkala pasokan gas ke Benua Biru terganggu karena perang Moskow dan Ukraina, serta kerusakan pipa gas Nord Stream.
Dalam sebuah keterangan, Wakil Perdana Menteri (PM) Rusia Alexander Novak mengatakan pihaknya siap memasok melalui pipa Nord Stream 2. Pipa itu sendiri belum begitu aktif beroperasi karena penolakan Jerman.
"Infrastruktur sudah siap. Jika keputusan hukum yang diperlukan dibuat oleh rekan-rekan Eropa mengenai sertifikasi dan penghapusan pembatasan, saya pikir Rusia dapat memastikan pasokan melalui jalur pipa gas ini dalam waktu singkat," kata Novak dikutip AFP, Kamis (6/10/2022).
Awal bulan ini, jaringan pipa Nord Stream yang mengalir di bawah Laut Baltik mulai bocor. Novak mengatakan bahwa Rusia sedang menyelidiki kebocoran itu dan menggambarkan kerusakan pada pipa sebagai "sabotase."
Moskow sendiri menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai dalang dari kebocoran ini. Pemerintahan Biden mengatakan tuduhan Rusia itu "tidak masuk akal".
Sementara itu, selain Nord Stream 2, Rusia juga telah menyuplai kembali gas ke Italia via Austria. Suplai ini juga tertunda akibat sejumlah persoalan yang meliputi perusahaan gas Moskow, Gazprom, dan penyedia energi Italia, ENI.
"Operator Austria mengatakan tentang kesiapannya untuk mengonfirmasi nominasi transportasi LLC Gazprom Export, yang memungkinkan melanjutkan pasokan gas Rusia melalui Austria," kata perusahaan plat merah Rusia itu.
Sebelumnya, pasokan gas dari Rusia ke Eropa terhambat akibat sanksi Benua Biru atas Moskow terkait Ukraina. Rusia juga meminta agar negara-negara Eropa membayar gas dengan rubel karena terputus dari sistem keuangan global.
Eropa juga berulang kali menuduh Rusia atas aliran gas yang sering terganggu akhir-akhir ini melalui Nord Stream 1. Benua Biru berdalih Moskow telah menggunakan energi sebagai senjata untuk menentang sikap Uni Eropa (UE) yang menyokong Ukraina dan menjatuhkan sanksi untuk Negeri Beruang Putih.
Rusia menolak tuduhan ini. Kremlin mengatakan hal ini terjadi lantaran adanya kerusakan turbin pada pipa itu. Turbin, yang dibuat oleh perusahaan Jerman Siemens, disebutkan mengalami kerusakan dan sanksi Eropa atas Rusia telah menyulitkan Moskow untuk memulihkan kembali aliran gas.
(wia)