
Awas Putin Makin 'Ngamuk', Ukraina Bahas Gabung dengan NATO

Jakarta, CNBC Indonesia - Keinginan Ukraina bergabung ke aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) belum pudar. Terbaru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia telah berbicara dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg soal itu.
"Saya terus berhubungan dengan mitra strategis kami. Melakukan panggilan telepon dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg," tegasnya dalam cuitan di Twitter dikutip Kamis (6/10/2022).
"Mengkoordinasikan langkah-langkah lebih lanjut di jalur integrasi Euro-Atlantik Ukraina," tambahnya.
Pekan lalu, menurut Zelensky, pihaknya juga telah mengajukan "aplikasi", permohonan untuk bergabung. Tindakan ini, kata dia, dipercepat setelah Rusia resmi mencaplok empat wilayah Timur Ukraina.
Rusia resmi memasukkan Donetsk, Kherson, Lugansk dan Zaporizhzhia sebagai bagian dari Federasi Rusia. Pemerintah pro Kremlin di wilayah itu mengklaim memenangkan referendum bergabung dengan pemerintah Presiden Vladimir Putin.
"Kami telah membuktikan kompatibilitas kami dengan standar aliansi (NATO)," kata Zelensky dalam sebuah video yang diposting oleh kepresidenan Ukraina di media sosial kala itu.
"Kami mengambil langkah tegas dengan menandatangani aplikasi Ukraina setelah aksesi (Rusia), ke NATO," tambahnya lagi.
Rusia menyerang Ukraina sejak Februari. Perlu diketahui, kala itu, salah satu alasan pemerintah Putin menyerang adalah keinginan Ukraina bergabung dengan NATO.
Menurut Rusia, hal tersebut bisa membahayakan negaranya. Apalagi NATO berada tepat di dekat "bibir" negara itu.
Rusia Kalah Lagi?
Sementara itu, Ukraina terus menggempur wilayah yang dikuasai Rusia di Timur. Beberapa wilayah, yang rata-rata dianeksasi Putin, sudah direbut kembali.
Salah satunya adalah Lyman, di wilayah Kherson. Terbaru, pasukan Kyiv memfokuskan pembebasan di wilayah Luhansk.
"Pengosongan wilayah Luhansk telah dimulai," kata Kepala Administrasi Militer Daerah Luhansk Serhiy Haidai di Telegram, dikutip kantor berita Ukrinform, dimuat AFP.
"Beberapa pemukiman telah dibebaskan dari tentara Rusia, dan di sana Angkatan Bersenjata Ukraina sudah mengibarkan bendera Ukraina di sana," ujarnya merinci.
Menurut data PBB, perang telah memakan korban sedikitnya 5.000 nyawa. Bukan hanya itu, 9 juta orang juga telah mengungsi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Berlanjut! Rusia Kirim Rudal ke Ukraina, Listrik Langsung Padam