
Chaos! Negara Kurang Uang, Warga Serbu Bank Tarik Tabungan
Lebanon kekurangan uang dalam beberapa pekan terakhir. Deposan menyerbu cabang-cabang bank untuk secara paksa menarik tabungan.

Lebanon yang kekurangan uang dalam beberapa pekan terakhir, telah menyaksikan lonjakan deposan menyerbu cabang-cabang bank untuk secara paksa menarik tabungan mereka, yang "terkunci" di tengah krisis yang melanda negeri itu. (Photo by JOSEPH EID / AFP)

Bank-bank Lebanon memberlakukan batasan informal pada penarikan tunai sejak akhir 2019. Karenanya, tiga perempat populasi jatuh ke dalam kemiskinan dan pound Lebanon kehilangan sekitar 90% nilainya terhadap dolar AS. (Photo by JOSEPH EID/AFP via Getty Images)

Legislator Beirut Cynthia Zarazir memasuki cabang Bank Byblos di dekat ibu kota, menuntut US$8.500 dari tabungannya untuk menutupi biaya operasi. (AP Photo/Bilal Hussein)

Anggota parlemen reformis itu tiba dengan seorang pengacara dan bernegosiasi dengan manajemen cabang bank selama beberapa jam. "Saya seorang warga negara Lebanon yang menuntut hak-hak saya dalam situasi luar biasa ini," kata Zarazir kepada pers dan para pengamat. (AP Photo/Bilal Hussein)

Sementara itu, puluhan pengunjuk rasa bentrok dengan polisi anti huru hara di kantor pusat Bank Sentral di Beirut. (Houssam Shbaro/Anadolu Agency via Getty Images)

Para pengunjuk rasa melemparkan batu dan bom molotov ke arah gedung, dan membakar dasi di pintu masuk. (AP Photo/Hassan Ammar)

Seorang pria lain menyerbu cabang bank di pinggiran selatan Beirut, Dahiyeh, menuntut sebagian dari tabungannya yang terperangkap. Menurut kelompok advokasi deposan, dia tidak bersenjata. (AP Photo/Hassan Ammar)

Masyarakat umum memuji aksi perampokan bank, bahkan ada yang menyebut para pelaku sebagai pahlawan. Di antara kasus yang paling menonjol adalah Sally Hafez, yang bulan lalu menyerbu cabang bank Beirut dengan pistol palsu dan tabung bensin untuk mengambil sekitar $13.000 untuk mendanai pengobatan kanker saudara perempuannya yang berusia 23 tahun. (AP Photo/Hassan Ammar)

Sementara itu bank-bank mengutuk tindakan para deposan yang marah, dan mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa bahwa pemerintah Libanon yang harus disalahkan atas krisis tersebut. Bulan lalu, bank-bank ditutup selama seminggu setelah setidaknya tujuh bank digerebek, dan sejak itu hanya dibuka kembali sebagian. (AP Photo/Mohammed Zaatari)