
Gak Ngadi-Ngadi, Ini Bukti Nyata Gas RI Tumpah Ruah

Bandung, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan Indonesia berpotensi kelebihan pasokan gas dalam beberapa tahun mendatang. Hal tersebut seiring dengan mulai beroperasinya beberapa proyek gas dalam waktu dekat.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pasokan gas di dalam negeri bakal terkerek dengan mulai beroperasinya proyek-proyek gas yang berada di Jawa Timur. Beberapa di antaranya yaitu Jambaran Tiung Biru (JTB) oleh Pertamina EP Cepu, proyek gas milik operator Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), dan Proyek Bukit Tua Phase milik Petronas.
"Jadi kalau nanti JTB beroperasi, HCML akhir tahun ini beroperasi, dan awal tahun depan beroperasi satu lagi Petronas yang Bukit Tua, nanti surplus Jawa Timur," kata Dwi ditemui di Bandung, Selasa malam (4/10/2022).
Lebih lanjut, menurut Dwi, dengan mulai beroperasinya JTB saja, setidaknya bakal ada tambahan gas sebesar 20 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Sementara dengan mulai beroperasinya proyek HCML terdapat tambahan pasokan gas sebesar 40 MMSCFD.
Belum lagi, Indonesia juga masih memiliki tiga proyek gas yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) yang juga akan mulai beroperasi hingga beberapa tahun ke depan. Misalnya, proyek Train-3 Kilang Gas Alam Cair (LNG) Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, yang dioperasikan oleh BP Berau Ltd. Train 3 Kilang LNG Tangguh ini diperkirakan akan beroperasi pada kuartal I 2023. Berikutnya, proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang dikelola Chevron Indonesia Company, serta proyek Kilang LNG dari Lapangan Abadi, Blok Masela yang dikelola oleh Inpex Corporation.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi mengatakan dengan beroperasinya proyek milik Husky CNOOC Madura Ltd (HMCL) dan Pertamina EP Cepu (PEPC), maka produksi gas di Jabanusa akan bertambah sebesar 417 MMSCFD.
Dengan rincian proyek yakni pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran - Tiung Biru (JTB) oleh PEPC menyumbang produksi 192 MMSCFD, kemudian Lapangan MDA-MBH yang dioperatori oleh HMCL sebesar 175 MMSCFD, dan Lapangan MCA sebesar 50 MMSCFD.
"Ini memang jadi tantangan, kalau kita lihat saat ini produksi gas kita kan sekitar 600 MMSCFD di Jatim. Nah penyerapannya tentu fluktuatif. Tapi maksimum saat ini sudah 600 an tapi dengan adanya HCML masuk JTB onstream juga kita akan ada tambahan sekitar 192 ditambah 170 dan 50," katanya saat ditemui di Bali, Rabu (29/6/2022).
Lebih lanjut Nurwahidi sendiri merinci untuk proyek JTB diharapkan dapat beroperasi pada bulan Juli tahun ini. Sementara untuk proyek Lapangan MDA-MBH pada Agustus, dan Lapangan MCA pada bulan Oktober.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Minyak RI Makin Anjlok di Semester I 2023
