Awas Resesi! Jokowi 'Takut' RI Tak Lagi Dipercaya Asing

Tim Redaksi, CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
Rabu, 05/10/2022 06:25 WIB
Foto: Presiden RI Jokowi dalam acara Groundbreaking Wavin Manufacturing Indonesia, Kabupaten Batang, 3 Oktober 2022. (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman resesi yang akan melanda dunia pada tahun depan dapat berpengaruh pada aliran investasi luar negeri ke Tanah Air.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam seremoni dimulainya groundbreaking PT Wavin Manufacturing Indonesia di Kawasan Industri Terpadu Batang, Provinsi Jawa Tengah, Senin (3/10/2022).


Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan tingginya ketidakpastian perekonomian global saat ini. Semua negara kini dalam posisi sulit seiring dengan ancaman resesi yang akan melanda dunia pada tahun depan.

Dalam posisi ini, kepercayaan investor asing terhadap perekonomian sebuah negara menjadi sangat penting. Dari hal tersebut investor masuk menempatkan modalnya, baik secara langsung maupun lewat portofolio.

"Tidak mudah mendapatkan kepercayaan dari sebuah investasi," kata Jokowi, dikutip Rabu (5/10/2022).

"Begitu negara sudah dicap tidak baik untuk investasi, gak akan ada yang mau datang ke negara kita. dan kalau sudah tak ada yang mau datang, barang-barang harus diimpor dari luar," jelasnya.

Semua negara, menurut Jokowi, kini memperebutkan investasi. Komponen tersebut dianggap mampu mendorong perekonomian negara, di tengah tertekannya konsumsi masyarakat imbas lonjakan inflasi dan lesunya ekspor.

"Yang kini menjadi rebutan adalah investasi," tegas Jokowi.

"Kenapa investasi? Karena dengan investasi itu lah nilai tambah akan diciptakan, lapangan kerja akan diciptakan, penerimaan negara akan muncul, cadangan devisa akan muncul."

Adapun, berdasarkan data BKPM, realisasi investasi pada semester I-2022 telah mencapai Rp584,6 triliun, atau 48,7 persen dari target yang ditetapkan Presiden Jokowi sebesar Rp1.200 triliun.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OECD Pangkas Proyeksi Ekonomi RI - Australia Terancam Resesi