Bubble Apartemen Pecah, Ramai Orang Kaya DKI Cari Uang Cash

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Selasa, 04/10/2022 12:54 WIB
Foto: Apartment (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena investor pemilik apartemen di Jakarta dan sekitar ramai-ramai menjual apartemen dengan harga rugi. Mereka menjual dengan harga di bawah jauh saat pembelian apartemen beberapa tahun lalu.

"Kadang-kadang jual harga rugi, pemilik jual rugi, apartemen pinggiran, Cibubur banyak," kata Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Lukas Bong kepada CNBC Indonesia, Senin (3/10/22).

Ia mengatakan kondisi ini terjadi pada semua segmen apartemen mewah hingga kelas menengah. Kondisi ini memang tak terlepas dari sepinya pasar sewa apartemen sehingga banyak pemilik tak mau menanggung beban pengeluaran service charge dan lainnya.


Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) DKI Jakarta Clement Francis mengatakan fenomena membanting harga apartemen ini tak bisa langsung dikaitkan dengan 'bubble' harga apartemen yang pecah. Ia mengatakan keputusan menjual apartemen di bawah harga pasar tergantung masing-masing pemilik soal arus kas masing-masing dengan kepentingannya masing-masing.

Namun, ia juga tak memungkiri bahwa ada juga faktor kondisi terkini yang menjadi pertimbangan para pemilik melepas apartemen dengan harga lebih murah. Apalagi proyeksi soal ancaman resesi di masa depan.

"Setiap orang mengambil keputusan menjual (murah), kalau cashflow tak memadai, mereka akan waspada, kita tak tahu akan terjadi ke depan," katanya.

Di sisi lain, kalangan pengembang juga tahu saat ini sedang tak ada keseimbangan permintaan dan penawaran, sehingga pengembang tak mau mengambil risiko membangun proyek baru. Pengembang juga tak gegabah menjual apartemen baru ready stock dengan harga di bawah pasar untuk menghabiskan pasokan.

"Umumnya pengembang menjual harganya nggak terkoreksi, jadi nggak mungkin diobral, mereka akan dikomplain sama pemilik lama," katanya.

Clement mengatakan perbandingan apartemen primer dan sekunder saat normanya harusnya 15-20%. Namun, saat ini para pemilik apartemen yang menentukan harga berapa saat melepas unitnya dan cenderung membanting harga demi lepas dari beban biaya apartemen dan kepentingan mendapatkan uang tunai saat ini untuk antisipasi di masa depan.

Terkait harga apartemen, cek sini.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pengusaha Hotel Tertekan, Apartemen & Homestay "Ngamuk"