Internasional

Video Ledakan Nuklir Ditayangkan TV Rusia, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
03 October 2022 20:07
Produk 202
Foto: Produk 202 "Tsar Bomba". SCREENSHOT SPUTNIK

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah media televisi Rusia menayangkan video ledakan bom nuklir dalam siarannya. Hal ini terjadi setelah pasukan Rusia mundur dari kota Lyman, Ukraina, akibat serbuan militer Kyiv.

Dalam tayangan itu, media televisi NTV menunjukkan ledakan senjata pemusnah massal dan akibatnya. Media itu juga menyatakan ledakan itu sebagai imbas dari ketegangan politik.

"Untuk mengantisipasi konflik nuklir bagaimana senjata pemusnah massal telah menjadi bagian dari permainan geopolitik," ujar media milik perusahaan energi Gazprom itu dikutip media Inggris The Sun, Senin (3/10/2022).

Tayangan itu sendiri diudarakan setelah sekutu Vladimir Putin, pemimpin Checnya Ramzan Kadyrov, meminta sang presiden mengumumkan darurat militer di wilayah perbatasan. Ia pun meminta senjata nuklir daya rendah untuk membalas "penghinaan" di Ukraina.

"Saya tidak tahu apa yang dilaporkan Kementerian Pertahanan kepada Panglima Tertinggi (Putin), tetapi menurut pendapat pribadi saya, kita perlu mengambil tindakan yang lebih drastis," kata Kadyrov.

Mengutip media lainnya Mirror, siaran itu diyakini bermaksud memberi pesan ke Barat. Intinya Barat harus tunduk pada tuntutan Putin di Ukraina, agar ancaman perang nuklir berkurang.

"Kita berada dalam situasi di mana keunggulan sumber daya dan persenjataan konvensional berada di pihak Barat," kata seorang analis militer dan politik di Sekolah Tinggi Ekonomi Moskow, Vasily Kashin.

"Kekuatan Rusia didasarkan pada persenjataan nuklirnya," tambahnya.

Sebelumnya, kekalahan memang melanda pasukan Rusia. Salah satunya adalah kota Lyman yang terletak di dekat wilayah Donbass.

Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan penarikan pasukan Sabtu. Dikatakan Rusia ada "kemungkinan ancaman pengepungan".

Ukraina sendiri mengklaim kemenangan baru. Wilayah itu disebut sumber logistik pasukan Putin.

"Berkat operasi yang sukses di Lyman, kami bergerak menuju rute utara-selatan kedua ... dan itu berarti jalur pasokan kedua akan terganggu," kata Kolonel Ukraina Viktor Kevlyuk dari Pusat Strategi Pertahanan Ukraina dikutip Espreso TV.

"Dan dalam hal ini, kelompok Rusia di Luhansk dan Donetsk hanya dapat dipasok secara ketat melalui wilayah Rostov," tambahnya.

Perang Rusia di Ukraina terjadi sejak Februari. Data PBB menunjukkan sedikitnya 5.000 orang tewas akibat serangan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas, Irlandia Marah ke TV Rusia soal Serangan Nuklir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular