Survei BI: Selain BBM, Harga Beras & Rokok Naik

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
03 October 2022 11:00
Stok Gudang Beras di Pasar Jakarta Masih Aman. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Stok Gudang Beras di Pasar Jakarta Masih Aman. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Bali, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan rilis tingkat inflasi bulan September 2022 hari ini, Senin (3/10/2022). Bank Indonesia (BI) memperkirakan sumber utama inflasi di bulan September masih banyak disumbang karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada September 2022 mencapai 1,1% dibandingkan Agustus 2022 (month to month/mtm). Adapun secara tahunan (yoy), inflasi diperkirakan mencapai 5,88%.

Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Wahyu Agung Nugroho menjelaskan, perkiraan BI terhadap inflasi pada September 2022, baik secara bulanan dan tahunan berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan BI.

"Kami melakukan tracking sesuai Survei Pemantauan Harga, di mana survei pada minggu kelima, bulan ini (September) inflasinya sekitar 5,88% secara tahunan... Sumbernya mostly kenaikan bensin. Tapi kami masih menunggu angka resmi BPS (Badan Pusat Statistik)," jelas Wahyu akhir pekan lalu di Bali, dikutip Senin (3/10/2022).



Komoditas utama penyumbang inflasi sampai pekan kelima, berdasarkan SPH BI yakni bensin sebesar 0,91% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Selain itu komoditas lainnya yang menyumbang inflasi secara bulanan adalah angkutan dalam kota sebesar 0,06%, angkutan antarkota sebesar 0,02%, rokok kretek filter sebesar 0,02% dan beras sebesar 0,02%.

Komoditas lain yang juga menyumbang inflasi dibandingkan bulan sebelumnya adalah ikan kembung, pasir, semen, dan bahan bakar rumah tangga masing-masing sebesar 0,01%.

Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi dibandingkan bulan sebelumnya pada pekan kelima September adalah bawang merah sebesar -0,06%, cabai merah sebesar -0,04%, minyak goreng dan daging ayam ras masing-masing sebesar -0,03%.

Selain itu, penyumbang deflasi lainnya adalah cabai rawit, tomat, dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,02% dibandingkan bulan sebelumnya, serta telur ayam ras dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar -0,01% dibandingkan bulan sebelumnya.

Wahyu bilang penyesuaian harga BBM bertransmisi secara langsung terhadap inflasi (first round impact) pada September 2022. Sementara itu, dampak rambatan atau lanjutan dari kenaikan harga BBM (second round impact) diperkirakan akan terjadi pada 2-3 bulan mendatang. Dampak lanjutan itu diperkirakan berasal dari kenaikan tarif angkutan umum hingga angkutan barang.

"Kenaikan harga BBM ini akan mendorong penambahan inflasi sebesar 1,8% sampai 1,9% hingga akhir tahun. Inflasi inti sampai akhir tahun diperkirakan akan berada pada level 4,6% di akhir tahun," jelas Wahyu.

"Untuk inflasi sampai akhir tahun. Untuk kebijakan moneter kami akan fokus ke stabilisasi inflasi inti," kata Wahyu lagi.



Dalam mengendalikan inflasi, kata Wahyu BI akan berjibaku bersama Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Daerah yang kekurangan bahan pangan akan berkoordinasi untuk dipenuhi pasokannya dari daerah yang berkelebihan bahan pangan.

"Untuk volatile food kami akan terus mengakselerasi lewat gerakan pengendalian inflasi pangan. Satu porsi yang cukup besar sumbanganya pada inflasi sampai akhir tahun," jelas Wahyu.

Adapun untuk pengendalian inflasi inti BI telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin yang terdiri kenaikan 25 basis poin pada Agustus dan 50 basis poin pada September, menjadi 4,25%.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Selain BBM, Tarif Angkot Sampai Harga Rokok & Beras Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular