Bahaya! Kelebihan Listrik RI Akan Menjadi-jadi Sampai 2030

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
30 September 2022 15:40
Melihat Gardu Induk 150kV Kendari. CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelebihan pasokan (over supply) listrik yang terjadi di Indonesia diperkirakan masih akan berlangsung selama 10 tahun ke depan. Pasalnya, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021-2030, akan ada tambahan pembangkit listrik sebesar 40,9 Giga Watt (GW).

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov mengatakan, dalam satu dekade terakhir over supply listrik rata rata per tahunnya mencapai 25%. Angka tersebut diprediksi bakal terus meningkat seiring dengan adanya penambahan kapasitas pembangkit di dalam RUPTL 2021-2030 sebesar 40,6 GW.

"Jadi tambahan 40,6 GW kalau tidak diimbangi dengan kecepatan demand listriknya, ini bahaya akan semakin berbahaya," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/9/2022).

Oleh sebab itu, dari sisi permintaan listrik menurutnya juga perlu dilakukan evaluasi, mengingat di dalam RUPTL 2019-2028 sebelumnya, permintaan listrik diperkirakan dapat mencapai 6,4% per tahun. Sementara realisasinya dari tahun 2015-2021, pertumbuhan konsumsi listrik hanya 3,5% per tahun.

"Akhirnya di dalam RUPTL yang baru proyeksi demand sedikit diturunkan dengan skenario moderat demand-nya hanya 4,9% per tahun, tetapi apakah betul demand itu sampai 2030 ini bisa tercapai? ini juga penuh tantangan karena belum tentu juga demand listrik selama 10 tahun mendatang bisa mencapai target," kata dia.

Menurut Abra, over supply listrik menjadi salah satu ancaman yang cukup serius, terutama bagi keuangan PLN dan negara. Pada 2021 misalnya, kapasitas terpasang listrik adalah sebesar 349 ribu Giga Watt hour (GWh). Sedangkan energi listrik yang terjual pada periode tersebut hanya 257 ribu GWh, artinya terdapat selisih 26,3%.

"Saya coba hitung potensi pemborosan akibat over supply ini kalau dengan asumsi biaya pokok perolehan listrik itu Rp 1.333 per kWh itu kalau dikonversi dengan over supply yang 26,3% kurang lebih Rp 122,8 triliun tahun lalu," kata Abra.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa PT PLN (Persero) saat ini tengah mengalami persoalan kelebihan pasokan (over supply) listrik. Bahkan, hingga akhir tahun ini diperkirakan kelebihan pasokan listrik mencapai 6 Giga Watt (GW).

Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana. Menurut Rida, hingga akhir tahun persoalan kelebihan pasokan listrik yang didera oleh PLN masih akan terjadi.

"6 GW (over supply listrik) kalau akhir tahun ini, yang tahu persis kan di PLN," ungkap Rida saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (22/9/2022).

Rida menyebut bahwa kelebihan daya listrik secara umum terjadi di semua wilayah. Namun yang paling signifikan khususnya terjadi di Pulau Jawa.

Di tempat yang sama, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya untuk mengatasi masalah kelebihan pasokan listrik di Indonesia. Beberapa di antaranya dengan menggenjot penggunaan kompor listrik hingga kendaraan listrik.

"Ini kan satu program untuk meningkatkan demand, kalau demand naik kan serapannya gimana," kata dia.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pak Jokowi, Diminta Turun Tangan Urus Kelebihan Listrik nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular