Internasional

Mengenal Krisis Inggris yang Makin Ngeri: Kronologi & 8 Fakta

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 30/09/2022 12:00 WIB
Foto: Bendera Inggris berkibar setengah tiang setelah diumumkan bahwa Ratu Elizabeth II telah meninggal, di Istana Buckingham, London, Inggris, Kamis (8/9/2022). Ratu Elizabeth II yang merupakan pemimpin terlama yang memerintah Inggris dan tokoh negara selama tujuh dekade meninggal dalam usia 96 tahun. (Photo by DANIEL LEAL/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis ekonomi di kerajaan Inggris makin nyata dan mendalam. Ini bukan hanya soal energi semata.

Krisis yang menyerang negeri mendiang Ratu Elizabeth II itu terkait juga masalah inflasi dan kemiskinan yang marajalela. Ini juga terkait kisruh di pasar obligasi yang diyakini memunculkan petaka finansial.

Berikut kronologi dan fakta-faktanya:


Kronologi

Mayoritas ekonom sepakat bila persoalan Inggris dipicu oleh tindakan mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson ketika berkuasa, menarik keluar Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (UE) pada 1 Januari 2020. Sejak itu, Inggris mular dilanda kelangkaan barang.

Pasca Brexit terjadi keriwehan yang luar biasa pada praktik perdagangan luar negeri kerjaaan. Inflasi diperparah oleh lonjakan harga energi akibat pasokan tersendat pasca perang Ukraina-Rusia.

Fakta-Faktanya

1.Harga Energi Melambung

Kenaikan harga energi makin memperparah krisis. Ini membuat banyak warga terlilit.

Kenaikan ini sendiri didorong oleh naiknya harga bahan bakar setelah serangan Rusia ke Ukraina. Inggris dan beberapa sekutunya melemparkan embargo atas beberapa bahan bakar asal Rusia.

Di Oktober, otoritas energi Inggris Ofgem bahkan berencana untuk menaikkan tarif batas atas listrik rumah tangga pada hingga 3,549 pound atau Rp 60,7 juta setahun. Padahal, sebelumnya tarif batas atas hanya menyentuh angka 1.971 pound atau Rp 33,7 juta.

Ini diyakini akan menambah mahal biaya yang haris dibayar warga. Ini pun mendorong kenaikan inflasi.

2. Inflasi Hampir 10%

Kenaikan harga energi mendorong barang lain naik. Ini juga termasuk makanan.

Di Agustus 2022, inflasi Inggris berada di level 9,9% secara year-on-year (yoy). Hal ini terjadi saat harga pangan di negara itu naik karena krisis biaya hidup terus berlanjut.

Untuk inflasi inti, yang tidak termasuk energi yang mudah menguap, makanan, alkohol dan tembakau. Ini naik 0,8% secara bulan ke bulan dan 6,3% secara tahunan.

4. Masyarakat Sulit: Kunyah Karet dan Prostitusi

Mahalnya energi dan inflasi tinggi kemudian telah membuat warga mulai kesulitan dalam mendapatkan pangan. Sebuah laporan terbaru di satu sekolah di Lewisham, London Tenggara, memberitahu badan amal Chefs in Schools tentang seorang anak yang 'berpura-pura membawa kotak makan yang kosong'.

"Kami mendengar tentang anak-anak yang sangat lapar sehingga mereka mengunyah karet di sekolah. Anak-anak datang karena belum makan apapun sejak makan siang sehari sebelumnya. Pemerintah harus melakukan sesuatu," kata Kepala Eksekutif Chefs in Schools, Naomi Duncan, kepada Guardians.

Selain itu, kenaikan biaya hidup ini menjadi faktor pendorong lebih banyak perempuan menjadi PSK. Di awal musim panas negara itu saja, dimulai Juni dan berakhir September, ada tambahan 1/3 perempuan menjadi PSK.

Data terbaru English Collective of Prostitution, yang dikutip akhir bulan lalu, mengatakan banyak warga yang menjadi PSK ini merupakan orang tua tunggal. Di Inggris prostitusi indoor diizinkan pemerintah.

"Krisis biaya hidup sekarang mendorong wanita menjadi pekerja seks dengan berbagai cara. Apakah itu di jalan, di tempat atau online," kata Juru Bicara Niki Adams, dimuat Sky News.

Sementara itu, mengutip Survey Resolution Foundation, dalam kurun waktu itu sampai dengan pandemi 2020, rata-rata pendapatan kelas pekerja hanya naik 0,7% pertahun. Ini jauh dari rekaman dekade sebelumnya sebesar 2,3% (antara 1961-2005).

5. Bank Sentral Inggris Naikkan Suku Bunga

Di tengah krisis, bank sentral Bank Of England (BoE) telah menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 2,25%. Kenaikan suku bunga ini menjadi yang kenaikan yang ketujuh secara berturut-turut.

Bank sentral ini bahkan juga berencana untuk memberikan kenaikan suku bunga 'signifikan' ketika pertemuan berikutnya pada bulan November. Ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi hingga di level 2%.

6.Kebijakan Kontroversial PM Baru

Sementara itu, di tengah krisis Perdana Menteri (PM) Liz Truss, yang baru terpilih, mengeluarkan kebijakan kontroversial. Ia memberi paket stimulus ekonomi yakni pemotongan pajak senilai US$48 miliar, tanpa pengurangan belanja negara.

BoE mengkritik keras kebijakan itu. Bahkan disebut bahwa pemerintah tengah menakut-nakuti investor.

Bank sentral menyebut runtuhnya kepercayaan dalam ekonomi bisa menimbulkan "risiko material bagi stabilitas keuangan Inggris,". IMF juga beranggapan serupa, di mana lembaga itu, meminta negara anggota G-7 untuk mendorong PM Truss meninggalkan rencana paket stimulus pajak dan mencari pinjaman untuk menutupi biaya belanja.

7. Mata Uang Pound Ambruk

Pertentangan BoE dan pemerintah membuat nilai mata uang pound ambruk. Senin kemarin, nilainya bahkan ambruk hingga 4,37% ke US$ 1.0382/GBP.

Ini adalah rekor terlemah poundsterling. Sebelumnya mata yang itu pernah berada di US$ 1,0520/GBP yang tercatat pada 26 Februari 1985.

8. Sudah Resesi?

Menurut hitungan S&P Global Ratings, Inggris saat ini sudah masuk resesi setahun penuh. S&P menduga resesi ini sudah dimulai pada kuartal kedua tahun ini.

Itu diakibatkan oleh rumah tangga yang menghadapi inflasi hingga 9,9%. Angka tersebut juga diproyeksikan akan naik akibat musim dingin yang akan datang sehingga konsumen akan mengurangi belanjanya.

9.Disamakan Krisis AS 2008

Beberapa indikasi krisis di Inggris menunjukkan kemiripan dengan tsunami finansial yang pernah terjadi di Amerika Serikat (AS) pada 2008. Kala itu, ia kemudian menjadi krisis ekonomi domestik hingga global.

Peristiwa-peristiwa di AS menjelang ledakan krisis adalah banyak orang hidup dalam tenda-tenda darurat dimana mana. Termasuk di trotoar, lapangan, dan taman-taman.

Warga AS tidak hanya jatuh miskin dan tak bisa makan. Tetapi juga menjadi gelandangan akibat tak kuat membayar cicilan kredit kepemilikan rumah yang naik akibat suku bunga bank meroket.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Emas Antam Naik Tinggi - Daftar Negara Terancam Krisis