
Inggris Dilanda Krisis, Sri Mulyani Ungkap Dampaknya ke RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap karut-marutnya perekonomian di Inggris tidak akan menimbulkan dampak domino ke perekonomian Indonesia.
Menurutnya, krisis ekonomi di Inggris sangat menentukan sentimen global terhadap seluruh negara, baik di G20 maupun emerging market.
"Kalau negara sebesar Inggris mengalami guncangan cukup besar, akan menimbulkan persepsi negatif," jelas Sri Mulyani saat ditemui di Gedung DPR, Kamis (29/9/2022).
Kendati demikian, Sri Mulyani mengungkapkan dampak krisis Inggris tidak akan merembet ke dalam perekonomian Indonesia.
"Ke Indonesia (dampaknya) secara langsung tidak, namun ini akan menambah sentimen yang tidak positif dari perekonomian global," ujarnya.
Kondisi ekonomi di banyak negara saat ini, seperti di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa berpotensi mengalami resesi di tahun depan. Padahal negara maju tersebut merupakan penggerak ekonomi dunia.
"Negara maju seperti AS dan Eropa yang juga merupakan penggerak perekonomian dunia berpotensi mengalami resesi pada 2023," tuturnya.
Selain itu, di banyak negara maju saat ini, yang sebelumnya inflasi selalu menyentuh pada level satu digit atau mendekati 0%, kini melonjak mencapai dua digit, menempati level terparah dalam 40 tahun terakhir.
Inflasi yang sangat tinggi ini telah mendorong respons kebijakan moneter yang dengan sangat agresif menaikkan suku bunga. Bank Sentral AS (The Fed) baru saja menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Artinya, sejak kenaikan pertama pada Maret 2022, suku bunga telah terkerek 300 basis poin.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Negara Bangkrut & Jadi Pasien IMF, Sri Mulyani Was-was
