
Triple Horor! Sri Mulyani Ungkap Situasi Kini Menyeramkan

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan situasi dunia yang amat mengerikan dan mengancam pemulihan ekonomi Indonesia. Semua pihak diharapkan harus menyiapkan diri agar tekanan yang dihadapi bisa diantisipasi lebih dini.
Pertama adalah mengenai pandemi covid-19 yang belum sepenuhnya berakhir. Banyak negara kini masih dihadapkan dengan penambahan kasus baru dan terjerat luka memar atau scaring effect pasca pandemi.
"Luka dalam perekonomian yang sangat berbeda sekali dengan luka akibat global financial crisis 2008-2009. Atau kalau untuk Indonesia pengalaman 97-98 yaitu financial crisis di asia tenggara, termasuk di negara kita," kata Sri Mulyani dalam acara UOB Economic Outlook, Kamis (29/9/2022)
Kedua adalah perubahan iklim. Sri Mulyani menyatakan, masalah ini bukan akan terjadi di masa depan, melainkan sudah terasa saat sekarang.
"Ini gak bisa climate tunggu sedang konsolidasi fiskal, rakyat lagi kena scaring effect karena pandemi, kamu ke sana dulu ke kutub utara gak juga, dia touch dimana saja. dan kita sudah lihat di semua negara climate change yang tidak ringan," paparnya.
Ketiga adalah perang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah bertemu dengan banyak pimpinan dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tidak dapat memastikan kapan perang akan berakhir.
"Geopolitik tention dari negara-negara yang menguasai ekonomi mayoritas dunia, AS adalah negara terbesar ekonomi, China kedua ekonominya dan Eropa region atau Rusia negara yang tidak kecil. Jadi tensi tinggi perang jelas jadi suatu ketidakpastian," ujarnya.
Keseluruhan persoalan ini, kata Sri Mulyani tidak hanya akan berdampak pasar keuangan. Akan tetapi juga menyasar sisi yang dibutuhkan masyarakat umum, seperti energi hingga pangan.
"Ketiga ketidakpastian ini berikan perspektif, bahwa risiko ini is not financial only," tegas Sri Mulyani.
Maka dari itu langkah yang seharusnya ditempuh adalah penguatan ekonomi dalam negeri. Baik dari sisi fiskal, moneter, energi dan pangan serta keseluruhan sistem keuangan nasional.
"Ini semuanya adalah cara kita, dan kita menggunakan tools APBN dan bekerja sama dengan BI untuk terus menjaga stabilitas ekonomi Indonesia dan mendorong pemulihannya," pungkasnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Barang Ilegal Rp 49 M yang Disikat Sri Mulyani Cs