Panas! Iran Chaos karena Amini, Rudal-Drone Ditembak ke Irak
Jakarta, CNBC Indonesia - Iran meluncurkan rudal lintas batas dan serangan drone (pesawat tak berawak) Rabu. Serangan dilakukan di wilayah Kurdistan Irak dan menewaskan 13 orang.
Ini dilakukan tepat setelah pemerintah menuding kelompok bersenjata Kurdi yang berbasis di daerah itu "memicu gelombang kerusuhan" di negeri tersebut. Iran dilanda gelombang protes besar-besaran pasca kematian wanita Kurdi, Mahsa Amini (22), 16 September lalu, setelah ditahan polisi moral Iran akibat tak mengenakan hijab dengan benar.
"Menyerang dan menyusup ke Iran ... untuk menabur ketidakamanan dan kerusuhan dan menyebarkan kerusuhan," kata Korps Pengawal Revolusi Iran menuduh kelompok Kurdi dikutip Kamis (29/9/2022).
Dalam tayangannya televisi pemerintah Iran mengatakan pasukan Garda Militer telah menargetkan beberapa markas "teroris separatis" di Irak utara. Serangan dilakukan dengan rudal presisi dan drone yang merusak.
AFP juga melaporkan asap mengepul dari lokasi kejadian. Di mana ambulans bergegas ke tempat kejadian dan penduduk melarikan diri, di Zargwez, sekitar 15 kilometer (10 mil) dari Sulaimaniyah.
Irak mengonfirmasi hal tersebut. Selain 13 tewas disebut pula 58 orang terluka.
"Kebanyakan dari mereka warga sipil, termasuk anak-anak," kata Dinas Kontraterorisme Kurdistan Irak dalam sebuah pernyataan.
"Lebih dari 70 serangan dilakukan menggunakan rudal balistik" dan drone bersenjata," tambahnya.
Di Baghdad, pemerintah federal memanggil duta besar Iran untuk memprotes serangan mematikan itu. Sementara itu, badan pengungsi PBB, UNHCR, di Irak mengatakan serangan berdampak pada "pemukiman pengungsi Iran".
"Serangan itu dilaporkan berdampak pada sekolah dasar tempat siswa pengungsi hadir," katanya.
Amerika Serikat (AS) sendiri mengutuk serangan seraya menyebut "serangan kurang ajar". AS bahkan memperingatkan serangan lebih lanjut.
Dilaporkan Komando Pusat Angkatan Bersenjata AS sempat menjatuhkan sebuah drone Mojer-6 Iran yang menuju Arbil. "Muncul sebagai ancaman bagi pasukan di daerah itu," bunyi pernyataan AS.
Inggris dan Jerman juga mengecam Iran. Mereka menyebut ini eskalasi yang membuat destabilisasi kawasan.
Amini dan Kurdi di Irak
Amini sendiri meninggal di Teheran tiga hari setelah ditangkap polisi moral. Ia ditahan karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita yang menuntut mereka mengenakan jilbab dan pakaian sederhana.
Menurut kantor berita Iran, Fars, Kematiannya memicu protes terbesar Iran dalam hampir tiga tahun. Ini dibalas tindakan keras pemerintah, yang menewaskan sedikitnya 76 orang, menurut kelompok Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Oslo.
Protes telah mengguncang terutama komunitas Kurdi di Iran barat yang memiliki hubungan kuat dengan daerah yang dihuni Kurdi di Irak. Banyak orang Kurdi Iran melintasi perbatasan ke Irak untuk mencari pekerjaan, karena krisis ekonomi yang parah di Iran yang didorong oleh sanksi AS.
(sef/sef)