
Luhut: 5 Miliar Orang Kesulitan Akses Air Bersih di 2050

Jakarta, CNBC Indonesia - Data Organisasi Meteorologi Dunia menyebutkan penambahan populasi membuat akses terhadap air bersih semakin tidak memadai. Badan tersebut mencatat diperkirakan ada 5 miliar orang yang kesulitan mengakses air bersih pada 2050, angka ini naik dibandingkan proyeksi 2018 sebanyak 3,6 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kesulitan akses air bersih menjadi buntut peningkatan jumlah penduduk dunia. Penambahan ini diikuti menurunnya kualitas lingkungan hidup sehingga berkontribusi menambah masalah di bidang pengelolaan sumber daya air.
Untuk itu, World Water Forum diadakan demi menguatkan berbagai kerja sama dan mengembangkan tindakan untuk mengatasi permasalahan ini.
Pada World Water Forum ke-9 di Senegal tahun lalu, telah dicapai berapa rencana aksi utama seperti menjamin hak atas air dan sanitasi untuk semua. Disepakati pula keamanan dan pertahanan sumber daya air, memperkuat kerjasama antara semua pihak, memastikan pendanaan yang sepadan dengan tantangan, dan memastikan tata kelola air yang inklusif.
"Saya ingin menekankan bahwa pemerintah Indonesia saat ini berkomitmen penuh untuk mengimplementasikan rencana aksi tersebut dan akan terus mendukung berbagai upaya pemenuhan ketersediaan air sebagai kebutuhan dasar umat manusia," ujarnya dalam acara "Menuju 10th World Water Forum 2024", Rabu (28/9/2022).
Selain itu, akses terhadap air bersih dan sanitasi juga menjadi salah satu elemen penting dalam tujuan pembangunan berkelanjutan, karena itu Indonesia secara konsisten terus berupaya berkontribusi mendorong pencapaian SDG's global, termasuk dalam bidang akses terhadap air bersih dan sanitasi.
Penyelenggaraan pertemuan internasional bidang air atau World Water Forum ke-10 tahun 2024 sendiri akan dilaksanakan di Bali, Indonesia dengan tema 'Water for Share Prosperity'. Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang terpilih sebagai tuan rumah WWF.
"Terpilihnya Bali merupakan salah satu bentuk kepercayaan dunia internasional terhadap kepemimpinan serta komitmen Indonesia dalam masalah pengelolaan air," terang Luhut.
Dia berharap, forum ini mampu meningkatkan awareness tentang kepedulian komitmen dan kolaborasi bersama terhadap pengelolaan air untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama, serta memberikan jawaban akan tantangan dan potensi global yang disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi.
"Sehingga nantinya bisa menghasilkan solusi untuk menjawab permasalahan air secara global, khususnya memastikan ketersediaan serta pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan. Semoga semua upaya yang kita lakukan ini dapat bermanfaat dengan besar untuk semua umat manusia," pungkasnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Covid-19, Kelangkaan Air Jadi Ancaman Nyata Bagi RI