
Hilirisasi Bawa Nilai Tambah Pertambangan, Simak Jawabannya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nikel menjadi salah satu harta karun yang tersimpan di Indonesia. Pada akhir 2022, Indonesia diharapkan bisa meraup keuntungan Rp 440 triliun hanya dari hilirisasi nikel.
Demi mendongkrak nilai tambah nikel, pemerintah Indonesia pun telah menerbitkan kebijakan untuk menyetop ekspor produk bijih nikel. Meski kebijakan tersebut membuahkan gugatan dari Uni Eropa Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Indonesia tetap tidak akan mundur terhadap ancaman tersebut.
Berkaca dari kesuksesan hilirisasi nikel, pemerintah pun berkomitmen untuk mendukung hilirisasi di berbagai macam komoditas mineral lainnya, seperti hilirisasi bauksit, hilirisasi tembaga, dan timah. Lalu seberapa besar potensi keuntungan hilirisasi dan industrialisasi sektor mineral di dalam negeri, serta berapa besar hambatan dan tantangan untuk mewujudkan hilirisasi yang dicanangkan oleh pemerintah.
Untuk membahasnya lebih lanjut, media ekonomi dan terintegrasi CNBC Indonesia akan membahasnya lebih lanjut dalam sesi Mining Zone di program Closing Bell. Mengangkat tema "Hilirisasi Pertambangan, Masa Depan Indonesia", acara ini akan diselenggarakan pada Rabu 28 September 2022, pukul 16.00 WIB.
Dalam kesempatan ini, para narasumber akan membahas hilirisasi yang saat ini menjadi fokus pemerintah melalui kebijakan pelarangan ekspor bijih nikel, timah, dan bauksit. Nilai tambah terkait hilirisasi, strategi ke depan, hingga tantangan besar lain pun akan dibahas dalam diskusi ini.
Simak dialog bersama Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Maritim dan Investasi Septian Hario Seto dan Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) Rizal Kasli.
Mining Zone eksklusif hanya di CNBC Indonesia dan streaming di CNBCIndonesia.com.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Windfall Komoditas, Hilirisasi Perlu Disegerakan!