Internasional

Jepang 'Ngamuk' dan Tuntut Permintaan Maaf Rusia, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
27 September 2022 14:20
Bendera Jepang Terlihat di Atas Bank of Japan di Tokyo, Jepang pada 21 September 2016 (REUTERS/Toru Hanai)
Foto: Bendera Jepang Terlihat di Atas Bank of Japan di Tokyo, Jepang pada 21 September 2016 (REUTERS/Toru Hanai)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang menuntut Rusia untuk minta maaf karena menahan seorang diplomat atas dugaan spionase, yang kemudian dugaan ini disangkal. Tokyo juga menuduh Moskow menutup mata dan menjepit tubuh diplomat pria itu.

"Diplomat Jepang yang berbasis di kota timur Vladivostok itu dianggap persona non grata atas kegiatan intelijen ilegal," kata juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno kepada wartawan, mengutip kementerian luar negeri Rusia, Selasa (27/9/2022).

"Petugas itu ditutup matanya, dengan tekanan di kedua tangan dan kepalanya sehingga dia tidak bisa bergerak saat ditahan, dan kemudian dia diinterogasi dengan cara yang sombong," kata Matsuno, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Jepang sangat memprotes tindakan yang tidak dapat dipercaya ini," imbuhnya, menyangkal tuduhan spionase dan menambahkan bahwa diplomat itu telah dibebaskan dan akan meninggalkan Rusia pada Rabu.

Jepang juga memanggil duta besar Rusia dan menuntut permintaan maaf resmi atas perlakuan diplomat tersebut, yang menurut Matsuno melanggar Konvensi Wina tentang Hubungan Konsuler.

Layanan keamanan FSB Rusia sebelumnya mengatakan seorang diplomat Jepang ditahan dengan tangan merah saat menerima informasi rahasia, dengan imbalan uang, tentang kerja sama Rusia dengan negara lain di kawasan Asia-Pasifik.

Diplomat itu juga telah meminta informasi tentang dampak sanksi Barat di wilayah Primorsky timur, kata FSB, menurut kantor berita.

Dinas keamanan mendistribusikan video pendek yang dikatakan menunjukkan diplomat itu mengakui bahwa dia telah melanggar hukum Rusia, dan dilaporkan Moskow telah mengajukan protes ke Tokyo melalui saluran diplomatik.

Rusia menganggap Jepang sebagai negara musuh, sebutan yang sama dengan semua negara Uni Eropa, Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Inggris dan Australia.

Tokyo memiliki hubungan yang kompleks dengan Moskow sebelum serangannya ke Ukraina pada Februari, dan kedua belah pihak belum menandatangani perjanjian damai pasca-Perang Dunia II.

Upaya untuk melakukannya telah terhambat oleh perselisihan yang telah berlangsung lama atas pulau-pulau yang dikendalikan oleh Rusia, yang menyebut mereka sebagai Kuril.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Balas Dendam! Rusia Usir Diplomat Jepang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular