
Eropa Terpecah, Negara Ini Sebut Sanksi ke Rusia 'Bunuh Diri'

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban mengatakan bahwa sanksi Uni Eropa (UE) yang dikenakan pada komoditas energi Rusia telah menjadi bumerang bagi wilayah itu. Hal ini dikarenakan timbulnya lonjakan harga energi setelah kebijakan itu diambil.
Orban mengatakan sanksi terhadap Rusia telah menjadi pukulan bagi ekonomi Eropa. Negaranya sendiri saat ini menghadapi lonjakan inflasi, jatuhnya kepercayaan konsumen, dan prospek resesi tahun depan.
"Kita dapat dengan aman mengatakan bahwa sebagai akibat dari sanksi, orang-orang Eropa menjadi lebih miskin, sementara Rusia tidak bertekuk lutut," kata figur sayap kanan itu kepada parlemen Hungaria dikutip Reuters, Senin (27/9/2022).
"Senjata ini menjadi bumerang, dengan sanksi yang dijatuhkan Eropa pada dirinya sendiri."
Ia menambahkan bahwa sanksi ini membuat pemerintahan di Benua Biru mulai rapuh. Ini mengacu pada kemungkinan bahwa Italia akan dipimpin oleh figur yang sangat kanan, Giorgia Meloni, setelah pemilu pada Minggu kemarin.
"Kami sedang menunggu jawaban, seluruh Eropa sedang menunggu jawaban dari Brussel tentang berapa lama kami akan terus melakukan ini," tambahnya.
Orban sendiri cukup vokal dalam menentang sanksi UE terhadap Rusia. Orban juga pernah mencatat bahwa sebagian besar negara dunia jelas tidak mendukung kelompok Barat dalam hal Ukraina. Ia menunjuk 'China, India, Brasil, Afrika Selatan, dunia Arab, Afrika' sebagai wilayah yang tidak mendukung garis Barat dalam konflik.
Ia juga merupakan pemimpin yang seringkali berbeda pandangan dengan negara Eropa lainnya. Terkait Rusia, Orban dianggap merupakan tokoh yang pro terhadap Negeri Beruang Merah itu. Ia bahkan dianggap sebagai negara yang menjadi satelit Rusia di UE.
Selain itu, Orban juga sempat menolak kebijakan UE terkait pengungsi. Dalam sebuah kesempatan, ia pernah menyebut imigran Timur Tengah yang mayoritas Muslim sebagai penjajah.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Terpecah, Negara Ini Kecam Sanksi terhadap Rusia
