Menteri ESDM Baru Dengar Polandia Kena 'Zonk' Batu Bara RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif merespon kabar komplainnya Polandia atas kiriman batu bara dari Indonesia. Menteri Arifin menyebutkan bahwa ia baru mendengar kabar tersebut.
"Aku baru dengar, barangkali pada waktu mau pengapalannya (batu bara) tidak diperiksa lagi kali. Kalau buat kualitas ekspor kan harusnya di jaga kualitasnya. Kalau benar," terang Menteri Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (19/9/2022).
Menteri Arifin berharap, ke depan proses ekspor batu bara dari Indonesia harus dijaga sejak awal barang tersebut akan dikirimnya. Karena seperti yang diketahui, dalam catatan CNBC Indonesia, baru kali ini Polandia melakukan impor batu bara dari Indonesia.
"Makanya harusnya di jaga, dari awal barang mau dikirim, barangnya kaya apa, harusnya di reciving depan sana juga ada orang , atau ada yang ikutin jadi bisa verifikasi nya betul," tandas Menteri Arifin.
Yang terang, kata Menteri Arifin, impor batu bara yang dijalankan Polandia ke Indonesia ini dilakukan melalui proses Bussines to Bussines (B to B). Dengan begitu artinya kegiatan impor ini bukan atas kesepakatan dari pemerintah Indonesia.
Dari informasi yang diterima oleh CNBC Indonesia, kualitas dan spesifikasi batu bara yang dikirim ke Polandia itu tidak sesuai dengan yang disepakati. Di mana, dari informasi tersebut Polandia melakukan impor batu bara ke Indonesia mencapai 70 ribu sampai 100 ribuan ton.
"Tidak sesuai dengan spek yang disepakati oleh pihak buyer. Kualitas batu bara yang datang ke Polandia jauh dari yang disepakati. Dan ini menjadi isu besar di Polandia, karena isinya tak hanya batu bara banyak campuran lumpurnya juga," kata sumber kepada CNBC Indonesia, Senin (19/9/2022).
Belum diketahui, jenis atau kalori batu bara yang diminta oleh pihak Polandia dan berapa kalori yang dikirimkan olek eksportir batu bara dari Indonesia.
Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia membenarkan kejadian itu. Ia bilang bahwa atas kejadian itu, pihaknya sudah dikunjungi oleh Wakil Duta Besar Polandia bersama dengan Perusahaan BUMN pemilik PLTU di Polandia.
"Ini bad supply tidak sesuai dengan yang disepakati, menjadi sentimen negatif bagi eksportir Indonesia atas kesalahan yang dilakukan," terang Hendra kepada CNBC Indonesia, Senin (19/9/2022).
Hendra mengatakan, bahwa hal ini turut menjadi pelajaran baik kepada Polandia dan juga Indonesia sebagai eksportir batu bara. Di mana, Polandia baru pertama kali melakukan impor batu bara secara besar dari negara lain, karena sejauh ini Polandia hanya mengandalakan batu bara dari Rusia yang dikirim melalui kereta dengan jumlah mencapai 2.000 - 3.000 ton tiap pesanan.
"Ini pertama kali dalam sejarah mereka impor dari Indonesia dengan jumlah 50 ribu - 70 ribu ton. Dan ini jadi pelajaran dari pihak Polandia agar berkoordinasi dengan pemerintah pusat atas impor yang dilakukan ke Indonesia," terang Hendra.
Namun Hendra memastikan, kejadian ini hanya dilakukan oleh satu-dua perusahaan saja. Ada juga komitmen suplai batu bara yang sesuai dengan yang disepakati oleh Polandia dan negara Eropa lainnya.
(pgr/pgr)