
Hadapi 'Dunia Gelap' di 2023, Ini Saran Bank Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia menyebut dunia berisiko menghadapi ke jurang resesi global pada 2023. Dari risiko moderat hingga memburuk, berbagai cara untuk menghadapinya harus dimitigasi.
Bank Dunia dalam laporannya bertajuk 'Is a Global Recession Iminent'. Studi ini menyoroti keadaan luar biasa di mana bank sentral memerangi inflasi dengan cara menaikan suku bunga kebijakannya.
Bank Dunia menyebut, perekonomian global saat ini mengalami perlambatan paling tajam setelah pemulihan pasca resesi sejak tahun 1970. Kepercayaan konsumen global telah mengalami penurunan yang jauh lebih tajam dibandingkan resesi global sebelumnya.
Terbukti dari tiga ekonomi terbesar di dunia, Amerika Serikat, China dan kawasan Eropa telah melambat tajam. "Dalam keadaan seperti itu, bahkan pukulan moderat terhadap ekonomi global selama tahun depan dapat membawanya ke dalam resesi," tulis Bank Dunia dalam laporannya, dikutip Senin (19/9/2022).
Perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini, menurut Bank Dunia memerlukan kebijakan countercyclical untuk melindungi aktivitas masyarakat dan ekonomi.
Bank Dunia menyarankan program ekonomi dari sisi pasokan (supply side measures). Di mana, para otoritas harus memperbaiki pasokan energi, mobilitas tenaga kerja dan perdagangan internasional.
Dengan cara itu, kata Bank Dunia dapat menurunkan inflasi dan membantu meningkatkan produktivitas global dalam jangka panjang.
Pada perdagangan global, salah satu yang menjadi prioritas yakni perlunya dukungan untuk mencegah proteksionisme dan fragmentasi yang justru akan mengganggu jaringan perdagangan.
"Koordinasi global dapat sangat membantu dalam meningkatkan pasokan makanan dan energi," jelas Bank Dunia dalam laporannya, dikutip Senin (19/9/2022).
Untuk komoditas energi, pembuat kebijakan harus mempercepat transisi ke sumber energi rendah karbon dan memperkenalkan langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi energi.
Selain itu, bank sentral juga harus mengkomunikasikan keputusan kebijakan dengan jelas, sambil menjaga independensi mereka. "Ini dapat membantu menopang ekspektasi inflasi dan mengurangi pengetatan yang diperlukan," tulis Bank Dunia.
Di negara maju, bank sentral harus mengingat efek limpahan lintas batas dari pengetatan moneter. Di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang, mereka harus memperkuat peraturan makroprudensial dan membangun cadangan devisa.
Otoritas fiskal juga perlu secara hati-hati mengkalibrasi penarikan langkah-langkah dukungan fiskal sambil memastikan konsistensi dengan tujuan kebijakan moneter.
Pembuat kebijakan juga harus menerapkan rencana fiskal jangka menengah yang kredibel dan memberikan bantuan yang ditargetkan kepada rumah tangga yang rentan. Pembuat kebijakan ekonomi lainnya perlu bergabung dalam perang melawan inflasi, terutama dengan mengambil langkah-langkah kuat untuk meningkatkan pasokan global.
Dalam meningkatkan pasokan global, cara yang bisa ditempuh yakni meringankan kendala pasar tenaga kerja. Langkah-langkah kebijakan perlu membantu meningkatkan partisipasi angkatan kerja dan mengurangi tekanan harga. "Kebijakan pasar tenaga kerja dapat memfasilitasi realokasi pekerja yang dipindahkan."
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri! Begini Skenario Resesi Global 2023 dari Bank Dunia