'Gunung Emas' Dipindah, Papua Tetap 'Kuasai' Harta Karun Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo menjadikan Pantai Utara Jawa sebagai pusat pengolahan konsentrat tembaga dan emas yang dihasilkan dari 'Gunung Emas' di Papua oleh Freeport. Pusat pengolahan tembaga dan emas ini berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik.
Tapi, bukan berarti, semua harta karun di Papua harus dipindah ke Jawa. Buktinya, Papua memiliki kawasan ekonomi khusus untuk mengolah sendiri harta karunnya selalin emas, yaitu nikel.
Pada April 2022 lalu, telah terjalin kerja sama untuk membangun smelter nikel di KEK Sorong. Keduanya adalah PT Sino Konsultan Indonesia sebagai perusahaan konsultan penghubung, dan PT Hanseng sebagai perusahaan pengelola.
"Dan kita juga ketahui, bahwa tanah Papua, adalah penghasil nikel terbaik. Oleh sebab itu kami berpikir bahwa kalau penghasil nikel terbaik itu ada di tanah Papua, kenapa harus jauh-jauh dibawa ke tanah orang, dan saya yakin di Papua kita bisa," sebut Andriana Imelda Daat Direktur PT Sino Konsultan Indonesia.
KEK Sorong dirancang dengan berbagai rencana pengembangan industri hilir, mulai dari industri pengolahan nikel, industri pengolahan kelapa sawit, industri hasil hutan dan perkebunan (sagu) dan logistik.
Terdapat tiga zona di KEK ini, yakni zona logistik, zona industri, dan zona pengolahan ekspor. Di zona terakhir terdapat Petrokimia, kilang minyak, dan pembangkit listrik.
KEK Sorong ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2016 sebagai Kawasan Ekonomi Khusus pertama di Tanah Papua.
Penetapan KEK Sorong diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di timur Indonesia yang turut sejalan dengan salah satu prinsip Nawacita, yakni membangun Indonesia dari pinggiran.
Berlokasi di Distrik Mayamuk, KEK Sorong dibangun di atas lahan seluas 523,7 Ha dan secara strategis berada pada jalur lintasan perdagangan internasional Asia Pasifik dan Australia.
KEK Sorong yang terletak di Selat Sele memberikan keunggulan geoekonomi yaitu potensi di sektor perikanan dan perhubungan laut. Lokasi tersebut juga sangat strategis untuk pengembangan industri logistik, agro industri serta pertambangan.
KEK Sorong diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp.32,2T dan diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 15.024 tenaga kerja hingga tahun 2025.
Papua sendiri diperkirakan memiliki cadangan bijih nikel mencapai 0,06 miliar ton bijih.
(dce)