Ada Bukti Baru RI Segera 'Bebas' Dari Belenggu Covid, Tapi...

Maesaroh, CNBC Indonesia
19 September 2022 13:25
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 kepeda warga saat pelaksanaan vaksinasi massal di Kota Kasablanka, Jakarta, Senin (18/7/2022). Pemprov DKI Jakarta memberlakukan syarat vaksinasi booster untuk masyarakat yang beraktivitas di fasilitas umum seperti sektor perkantoran, mal hingga tempat pariwisata di Jakarta. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 kepeda warga saat pelaksanaan vaksinasi massal di Kota Kasablanka, Jakarta, Senin (18/7/2022). Pemprov DKI Jakarta memberlakukan syarat vaksinasi booster untuk masyarakat yang beraktivitas di fasilitas umum seperti sektor perkantoran, mal hingga tempat pariwisata di Jakarta. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan penurunan. Melandainya kasus Covid-19 merupakan modal positif bagi Indonesia di tengah keyakinan dunia akan segera memasuki endemi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu memperkirakan akhir pandemi Covid-19 semakin mendekati kenyataan. Optimisme muncul setelah penyebaran kasus tersebut terus menurun.

"Kami belum sampai di sana. Tapi akhir sudah di depan mata. Dunia perlu melangkah untuk kesempatan ini," tutur Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip The Straits Times, Kamis (15/9/2022).

Indonesia pertama kali mengumumkan kasus Covid-19 pada 2 Maret 2020 atau hanya sembilan hari sebelum WHO menyatakan Covid-19 sebagai pandemi Covid-19.

Menurut data Kementerian Kesehatan, jumlah warga Indonesia yang terinfeksi Covid-19 hingga Minggu (18/9/2022) mencapai 6.408.806 dengan korban jiwa menyentuh 157.892 jiwa. Kasus harian tertinggi Indonesia dilaporkan pada 15 Februari 2022 yakni 64.718 sementara kasus kematian pada 27 Juli 2021 yakni 2.069 jiwa.

Tambahan kasus Covid-19 selama dua pekan terakhir (5-18 September) mencapai 37.591. Jumlah tersebut turun 34,03% dibandingkan dua pekan sebelumnya 22 Agustus-4 September) yang tercatat 56.985 kasus.

Penurunan pada dua pekan terakhir juga jauh lebih tinggi dibandingkan pada dua pekan sebelumnya (turun 19,3%). Kasus Covid-19 di Indonesia sempat melonjak pada akhir Mei hingga akhir Juli tahun ini seiring masuknya sub-varian BA.4, BA.5.

Melandainya kasus Covid-19 pada pekan ketiga Agustus, terutama disebabkan semakin berkurangnya kasus di Jakarta yang merupakan episentrum penyebaran Covid. Dalam dua pekan terakhir, kasus Covid-19 di Jakarta bertambah 15.195 atau turun 51,9% dibandingkan dua pekan sebelumnya (31.560).

Kasus kematian akibat Covid-19 hanya turun tipis 1,2% menjadi 253 pada dua pekan terakhir.

Sementara itu, rata-rata angka positivity rate sudah berada di single digit menjadi 8,72% pada dua pekan terakhir. Rata-rata positivity rate pada dua pekan sebelumnya masih 10,45%.

Melandainya kasus Covid-19 di Indonesia pada September menjadi kabar positif, terutama di saat masyarakat Indonesia menuju kepada aktivitas normal. Kasus tidak melonjak meskipun pergerakan masyarakat dan aktivitas bisnis meningkat tajam dalam sebulan terakhir.

Merujuk pada data Google Mobility Index per 15 September 2022, mobilitas masyarakat Indonesia di tempat kerja sudah tumbuh 20%, naik dibandingkan pada 18 Agustus 2022 lalu yang tumbuh 16%.

Sebaliknya, aktivitas masyarakat di lingkungan perumahan sudah melandai dari tumbuh 17% pada 18 Agustus 2022 menjadi tumbuh 13% pada 15 September.

Epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman mengatakan situasi Covid-19 di Indonesia memang relatif terkendali dalam beberapa bulan terakhir. Namun, dia mengingatkan virus Covid-19 akan tetap ada dan hidup di masyarakat pada akhir pandemi ataupun nanti jika memasuki endemi.

"Endemi itu bukan berarti virusnya hilang tetapi virus itu tetapi dampaknya kepada keseharian, dampaknya ke aspek lain seperti ekonomi, dampak ke pemburukan semakin kecil," ujar Dicky.

Dicky menambahkan imunitas yang semakin meningkat merupakan modal kuat bagi Indonesia menuju akhir pandemi.

Seperti diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 18 September 2022, penerima vaksin dua dosis atau vaksin lengkap di Indonesia mencapai 170,93 juta atau 72,8% dari target.


Namun, Dicky menjelaskan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dipenuhi Indonesia menuju endemi. Fasilitas kesehatan, obat, hingga aspek psikologis Indonesia juga harus disiapkan sebelum pandemi dinyatakan berakhir atau menjelang endemi.

"Secara psikologis harus siap. Masihkah ada stigma, misalnya jika masyarakat terkena maka mereka yakin ada obatnya dan rumah sakitnya ga penuh. Mereka juga tidak dijauhi masyarakat," imbuh Dicky.

Dicky menjelaskan situasi dunia pasca pandemi sangat berbeda dibandingkan sebelum penyebaran Covid-19.

Karena itulah, penanganan aspek kesehatan dan kepatuhan masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan juga harus tetap ditingkatkan menjelang akhir pandemi ataupun saat Indonesia memasuki endemi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular