Internasional

Awas AS-China Panas Lagi, Biden Warning Xi Jinping

sef, CNBC Indonesia
Senin, 19/09/2022 07:40 WIB
Foto: REUTERS/AMIR COHEN

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan peringatan terbaru ke Presiden China Xi Jinping. Ia mengancam akan ada "kerusakan iklim investasi" di China.

Itu akan terjadi jika Beijing melanggar sanksi yang dijatuhkan negeri itu dan sekutu terhadap Rusia atas serangan ke Ukraina. Dalam wawancara terbaru dengan CBS, Biden mengatakan Xi akan membuat kesalahan besar.

Ia pun mengatakan telah menyampaikan itu sejak lama. Bahkan setelah Xi bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Olimpiade Musim Dingin Beijing pada 4 Februari dan menyatakan dukungan untuk pemimpin Kremlin.


"Saya menelepon Presiden Xi ... untuk mengatakan kepadanya ..." kata Biden dikutip AFP, Senin (19/9/2022).

"Bahwa jika Anda berpikir orang Amerika dan yang lainnya akan terus berinvestasi di China- berdasarkan pelanggaran Anda terhadap sanksi yang telah dijatuhkan pada Rusia- saya pikir Anda membuat kesalahan besar," tambahnya.

Namun sejauh ini, ia menegaskan belum ada indikasi China melakukan itu. Seperti mengajukan senjata untuk membantu Rusia.

Pernyataan Biden ini dibuat setelah pekan lalu Xi Jinping dan Putin mengadakan pertemuan bilateral di tengah konferensi tingkat tinggi Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Uzbekistan. Ini merupakan pertama kalinya Xi pergi ke luar negeri sejak pandemi Covid-19 mewabah.

Dalam kesempatan itu, Xi dan Putin menunjukkan kemesraan hubungan China dan Rusia. Xi bahkan mengatakan China siap bekerja sama untuk menjadi negara adikuasa dengan Rusia.

"China ingin bekerja sama dengan Rusia untuk memegang peran sebagai negara adikuasa, dan memegang peranan penting dalam menyuntikkan stabilitas dan energi positif di dunia yang sedang diguncang kekacauan sosial," katanya kepada Putin.

Selama perang Rusia-Ukraina terjadi tujuh bulan, China telah menjadi pembeli energi Rusia terbanyak. Tirai Bambu mengimpor lebih banyak baik batu bara, minyak bumi dan gas alam cair.

Batu bara naik 6% dari periode April hingga Juni. Minyak mentah naik 17% sementara gas alam cair naik 50%.

Hingga sepanjang tahun ini, pembelian minyak, gas alam cair, batu bara, dan listrik China dari Rusia mencapai US$43,68 miliar. Bukan hanya itu, impor listrik dari Rusia melonjak 39% melalui jalur transmisi yang menghubungkan timur laut China dengan timur Rusia.

Dalam hitungan bea cukai China, dikutip Reuters, pembelian minyak Rusia membuat Beijing hemat US$ 3 miliar, dibanding negara lain. Ini juga mampu meredam inflasi.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AS-China Sepakati Pelonggaran Ekspor Mineral Tanah Jarang