
Malapetaka di Eropa Makin Ngeri, Giliran Italia 'Teriak'

Jakarta, CNBC Indonesia - 'Malapetaka' krisis energi masih terus menghantui Eropa. Kali ini hal tersebut membuat warga Italia 'teriak'.
Sebuah kelompok konsumen menyerukan mogok dari membayar tagihan energi. Biaya listrik dan bahan bakar telah melonjak membuat tingginya biaya hidup.
Melansir Reuters, kelompok itu adalah badan konsumen bernama Codacons. Dukungan hukum juga akan diberikan kepada mereka yang tidak mampu atau tidak mau membayar harga energi.
"Di bawah inisiatif 'Kami akan membayar ketika kami mampu"' Codacons Italia menyediakan formulir di webnya bagi pelanggan untuk memberi tahu pemasok energi bahwa mereka hanya akan membayar 20% dari tagihan saja," tulis media Inggris tersebut, dikutip Jumat (16/9/2022).
Inflasi Italia naik signifikan pada Juli 8,4%. Meski demikian, menurun di Augustus sebesar 7,9%.
Namun inflasi diyakini sulit mencapai titik sebelum pandemi. Apalagi konsumen Negeri Pizza tetap akan menghadapi tagihan energi dua kali lipat di awal bulan depan.
Sebelumnya, inisiatif dari Codacons ini serupa dengan yang terjadi di Inggris. Di mana kelompok 'Don't Pay' menuntut pemotongan tagihan yang dapat dijangkau lapisan bawah masyarakat.
Sama seperti Eropa lain, Italia mengalami krisis energi karena seretnya pasokan gas dari Rusia akibat sanksi Barat ke Kremlin soal serangan ke Ukraina. Negeri ini cukup bergantung ke Moskow, di mana Beruang Merah memasok 40% gas untuk Roma tahun lalu.
Sementara itu, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Mario Draghi telah menganggarkan 52 miliar euro sepanjang tahun ini untuk melindungi perusahaan dan orang-orang dari dampak kenaikan harga energi. Pekan ini, Draghi juga akan berencana untuk menyetujui paket bantuan lebih lanjut senilai sekitar 13 miliar euro.
Isu naiknya harga energi di negara tersebut juga menjadi agenda utama dalam kampanye pemilihan umum nasional. Pemilu rencanaya akan berlangsung 25 September mendatang.
Yunani dan Spanyol
Sementara itu, krisis energi di Yunani dan Spanyol juga makin ngeri. Athena misalnya, akan mendorong kantor parlemen negara itu untuk mematikan seluruh lampu luar dan dalam.
Dalam laporan Anadolu Agency, hal ini dilakukan agar dapat menjadi contoh bagi warga untuk segera melakukan penghematan energi. Akibat krisis energi, inflasi di negara itu mencapai 11,6%.
Spanyol juga akan melakukan langkah penghematan yang sama. Otoritas nasional meminta agar toko-toko, supermarket, dan gedung-gedung publik untuk mematikan lampu mereka pada pukul 10 malam.
Tindakan itu akan berlangsung hingga 1 November 2023. Pemerintah juga meminta tempat-tempat publik yang menyalakan AC untuk mengaktifkan pendinginnya tidak kurang dari 27 derajat celcius di musim panas.
(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Kiamat' di Mana-mana, Dunia Gelap Tahun Depan Sungguh Nyata