
Ancaman Ini Lebih Berat dari Covid, RI Butuh Dana Rp4.000 T!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perubahan iklim kini menjadi masalah besar yang mengancam dunia, termasuk Indonesia. Tanda-tandanya sudah terlihat dan dirasakan oleh hampir semua masyarakat dunia, dan diperkirakan akan lebih berat dibandingkan pandemi covid-19 ataupun perang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merupakan sosok yang vokal dalam persoalan ini. Tak cuma di Indonesia, namun juga tingkat dunia untuk mengingatkan banyak negara agar semakin serius dalam penanganan perubahan iklim.
Khusus untuk Indonesia, beberapa waktu lalu Sri Mulyani sempat mengungkapkan bahwa dibutuhkan dana sebesar US$ 270 miliar atau Rp 4.023 triliun (kurs Rp 14.900/US$), untuk mengatasi perubahan iklim.
"Untuk mengurangi energi karbon kami membutuhkan anggaran US$ 270 miliar yang tidak akan tercukupi hanya dari anggaran kami dan pihak swasta dalam negeri. Butuh partisipasi dan dukungan global," ujarnya saat itu.
Kemarin dalam acara HSBC Summit 2022, Sri Mulyani mengutarakan hal serupa. Awalnya merujuk pada riset yang diterbitkan lembaga asal Swiss pada tahun lalu. Riset tersebut mengatakan, dunia akan kehilangan lebih dari 10% ekonominya apabila kesepakatan Paris tidak terpenuhi pada 2050.
Sri Mulyani menyebut situasi ini berpotensi mengakibatkan kerugian finansial yang cukup besar. Bahkan, bendahara negara menyebut hal ini dapat menurunkan tingkat produk domestik bruto (PDB) lebih ke bawah.
"Bencana alam terkait perubahan iklim memperkuat argumentasi bahwa ini harus menjadi perhatian global. Meningkatnya frekuensi dan keparahan bencana alam, telah menunjukkan potensi gangguan yang nyata bahkan merusak kemajuan dalam pembangunan ekonomi," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan, sejumlah indikator perubahan iklim seperti emisi gas rumah kaca, hingga tinggi permukaan laut sudah menjadi 'alarm' keras untuk setiap negara melakukan mitigasi agar dampak perubahan iklim dapat diatasi.
Sri Mulyani mencontohkan, pada periode 2010 hingga 2018, emisi gas rumah kaca sudah naik hingga 4,3% per tahun. Selain itu, suhu rata-rata saat ini meningkat 0,03 derajat celcius yang akhirnya juga berpengaruh ke Indonesia.
"Akibatnya permukaan air laut di Indonesia rata-rata naik 0,8-1,2 sentimeter per tahun. Anda bisa melihat, di bukan bagian dari pulau Jawa, banyak kota yang tenggelam." kata Sri Mulyani.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Astaga! Ilmuan Warning Dunia Makin Mendidih 5 Tahun Lagi