Cegah 'Kiamat' Energi, Eropa Butuh Dana Segini Gede

haa, CNBC Indonesia
14 September 2022 21:52
View towards Nord Stream 1 Baltic Sea pipeline and the transfer station of the Baltic Sea Pipeline Link in the industrial area of Lubmin, Germany, August 30, 2022. REUTERS/Lisi Niesner
Foto: REUTERS/LISI NIESNER

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) membeberkan kebutuhan dana lebih dari 140 miliar euro (US$ 140 miliar) untuk mengatasi krisis energi di wilayahnya yang berisiko memicu gelombang resesi ekonomi dan kebangkrutan dunia usaha. Jika dikonversi ke rupiah, nilai anggaran yang dibutuhkan tersebut mencapai Rp2.086 triliun dengan kurs Rp 14.906/US$.

Harga gas Eropa telah meroket tahun ini karena Rusia telah mengurangi ekspor bahan bakar sebagai balasan sanksi Barat atas invasinya ke Ukraina.

Tingginya harga gas di Eropa membuat rumah tangga berjuang untuk membayar tagihan energi, sementara ancaman stok membayangi.

Pemerintah Eropa telah merespons kondisi ini dengan langkah-langkah strategis mulai dari pembatasan harga listrik konsumen dan tagihan gas, memberikan kredit dan jaminan kepada produsen listrik agar tidak bangkrut di bawah beban tuntutan agunan.

"Negara-negara Anggota UE telah menginvestasikan miliaran euro untuk membantu rumah tangga yang rentan. Tapi kami tahu ini tidak akan cukup," ujar Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Dia mengungkapkan rencana untuk membatasi pendapatan dari produsen listrik yang diperoleh dari lonjakan harga listrik, tetapi kebijakan ini tidak bergantung pada gas yang mahal. Dia juga memaparkan rencana untuk memaksa perusahaan bahan bakar fosil untuk berbagi keuntungan 'rejeki nomplok' dari penjualan energi.

"Pada saat ini adalah salah untuk menerima rekor pendapatan dan keuntungan yang luar biasa dari perang dan di belakang konsumen kita," kata von der Leyen, dikutip dari Reuters.

Dia mengatakan rencana itu seharusnya dapat mengumpulkan lebih dari 140 miliar euro dan dananya akan disalurkan kepada 27 anggota UE untuk mendukung rumah tangga dan bisnis mereka. Adapun, terkait dengan ide membatasi harga gas Rusia. Von der Leyen mengatakan Komisi masih membahas gagasan itu.

Harga acuan gas Eropa naik menjadi sekitar 208 euro per megawatt hour (MWh), jauh di bawah rekor Agustus yang tembus di atas 343 euro setelah meroket lebih dari 200% pada tahun lalu.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Energi Eropa: Ribuan Perusahaan Terancam Gulung Tikar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular