
Neraca Perdagangan Diramal Surplus 28 Bulan, Rupiah Melesat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) yang perkasa pasca rilis data inflasi membuat rupiah jeblok 0,37% ke Rp 14.905/US$. Namun, pada perdagangan Kamis (15/9/2022) rupiah punya peluang menguat sebab indeks dolar AS pada perdagangan Rabu berakhir melemah 0,14%.
Selain itu dari dalam negeri, pelaku pasar akan melihat data neraca perdagangan. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Agustus sebesar US$ 4,12 miliar. Surplus menurun tipis dibandingkan Juli 2022 yang mencapai US$ 4,23 miliar.
Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia akan mencatat surplus selama 28 bulan beruntun, yang tentunya bisa menjadi sentimen positif ke pasar finansial.
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kembali ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50) kisaran Rp 14.890/US$ - Rp 14.900/US$.
MA 50 merupakan resisten kuat, sehingga tekanan pelemahan akan lebih besar ketika rupiah menembusnya. Meski demikian, rupiah masih belum jauh, sehingga tergolong weak breakout.
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian kembali bergerak naik dan berada di kisaran 50 - 60.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Selama bertahan di atas MA 50, rupiah berisiko melemah lebih jauh menuju Rp 14.940/US$ - Rp 14.950/US$. Penembusan level tersebut akan membawa rupiah menuju Rp 15.000/US$.
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara Stochastic 1 Jam, yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian, mulai bergerak turun dari wilayah overbought, yang tentunya memberikan peluang penguatan.
Jika kembali ke bawah MA 50, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.860/US$ - Rp 14.850/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Batal Menguat, Rupiah Malah Jeblok ke Level Terlemah 18 Bulan