
Eropa di Ambang 'Kiamat', AS Bisa Ambil Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) memiliki potensi untuk mencari keuntungan di tengah krisis energi, khususnya gas, yang terjadi di Eropa. Hal ini dilakukan dengan mengekspor lebih banyak gas alam cair (LNG) ke wilayah itu.
Mengutip laporan Washington Post, metode ini dipercaya mampu mengurangi tekanan permintaan global sehingga selain menyelamatkan Eropa dari krisis, hal ini juga dapat menurunkan harga energi global.
"Jika Rusia terus menjual minyak ke pasar dunia dan hanya mengurangi ekspor gas ke Eropa, pengaruhnya terhadap ekonomi AS mungkin akan minimal. Bahkan, itu bisa membantu perusahaan AS yang memproduksi gas alam," tulis media itu dikutip Selasa, (13/9/2022).
"Kami mungkin berada dalam situasi bertahan saat ini, namun itu mungkin dapat menjadi positif," terang ekonom yang juga salah satu pendiri Center for Economic and Policy Research, Dean Baker.
Meski begitu, ada hambatan yang dihadapi AS dalam menambah pengirimannya ke Eropa. Pasalnya, proses untuk menambah pengiriman ini tidak dapat dilakukan dengan cepat.
"Kami, tentu saja, sangat prihatin dengan seluruh pandangan global," kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen. "Kami melakukan semua yang kami bisa di bidang LNG untuk membantu."
Selain itu, AS juga dihadapkan oleh ancaman penghentian total ekspor minyak dan gas dari Rusia ke Eropa. Pasalnya, hal ini dapat mendorong harga minyak dan gas ke level tertinggi sehingga konsumen di Negeri Paman Sam juga akan terpengaruh.
"Jika Eropa jatuh ke dalam depresi setelah Rusia menutup ekspor energi dan minyak naik menjadi US$ 150 per barel - ada kemungkinan dampak ke AS di sana yang sangat buruk," terang ekonom dari Dartmouth College, Matthew J. Slaughter.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin 'Ejek' Kebijakan Energi Eropa
